Peran Imam Masjid Penting Bentengi Masyarakat di Paham Radikal

Tojo – Imam masjid memiliki peran penting dalam membentengi masyarakat
dari radikalisme dan intoleransi. Karena itu, Satuan Tugas Preemtif
Operasi Madago Raya Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah
(Sulteng) terus melakukan sosialisasi pencegahan di berbagai kabupaten
di Sulteng, salah satunya di Kabupaten Tojo Una-Una.

“Imam masjid dan pegawai syara’ memiliki peran penting dalam menjaga
persatuan dan kesatuan serta mencegah radikalisme dan intoleransi di
wilayah ini,” kata Kasatgas II Preemtif Operasi Madago Raya Polda
Sulteng AKBP Moh. Taufik di Tojo Una-Una, Senin (22/7/2024)..

Oleh karena itu, pihaknya menyelenggarakan peningkatan kemampuan bagi
para imam masjid dan pegawai syara’ se-Kabupaten Tojo Una-una guna
menangkal paham radikalisme dan intoleransi di Provinsi Sulteng.

Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas
Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya 2024 Tahap III untuk menjaga
keamanan dan mencegah radikalisme di wilayah Sulawesi Tengah,
khususnya Kabupaten Tojo Una-una.

Kegiatan ini, kata dia, agar para imam masjid dan pegawai syara’ dapat
meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang bahaya radikalisme dan
intoleransi, sehingga mereka dapat menjadi ujung tombak dalam
menangkal paham-paham tersebut di masyarakat.

Pada kesempatan itu para peserta mendapatkan materi tentang peran imam
masjid dan pegawai syara’ dalam menangkal radikalisme dan intoleransi,
serta moderasi beragama sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

“Dengan demikian, mereka dapat menjadi agen perdamaian dan toleransi
di lingkungan masing-masing, membentengi warga dari paham radikal,
sehingga dapat berkontribusi dalam menjaga keharmonisan dan persatuan
bangsa,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)
Sulawesi Tengah Prof Doktor Zainal Abidin sebagai narasumber. Pada
kesempatan itu, Zainal Abidin menekankan pentingnya moderasi beragama
sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Menurutnya, moderasi beragama adalah sikap yang seimbang dan adil
dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama, yang penting untuk
diterapkan di tengah kemajemukan bangsa Indonesia yang kaya budaya dan
agama.

“Perbedaan suku, ras, agama dan antargolongan adalah karunia Tuhan
yang harus dikelola dengan baik. Walaupun berbeda, tetapi kita harus
satu Indonesia,” ujarnya.

Zainal Abidin juga mengingatkan para imam masjid dan pegawai syara’
untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat dalam menerapkan moderasi
beragama dan selalu menyebarkan pesan perdamaian