Penyintas Terorisme di Sulsel Apresiasi atas Perhatian dan Pendampingan BNPT

Makassar – Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) melaksanakan kegiatan
Forum Silaturahmi Penyintas (FORSITAS) di Hotel Four Points Makassar
pada tanggal 6-7 Maret 2024. Dalam kegiatan tersebut, Subdit Pemulihan
Korban BNPT mengundang para penyintas dari berbagai daerah di Provinsi
Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk diberikan pembekalan dan pendampingan
psikososial selama kegiatan berlangsung.

Syarifudin penyintas bom McD di Mal Ratu Indah Makassar tahun 2002
menyampaikan apresiasinya kepada BNPT, khususnya Subdit Pemulihan
Korban yang telah melaksanakan kegiatan FORSITAS di Kota Makassar,
Provinsi Sulsel.

“Alhamdulillah dengan adanya BNPT, kita dari para korban teroris bisa
mendapatkan perhatian dari pemerintah. Karena selama ini, dari
sebelum-sebelumnya kan belum ada yang perhatikan. Syukur alhamdulillah
dengan adanya kegiatan FORSITAS, kami para korban merasa sangat
diperhatikan dari pemerintah,” ujar Syarifudin di Makassar, Kamis
(7/3/2024).

Selain itu, Karina Dimayu penyintas bom Gereja Katedral Makassar tahun
2021 yang juga hadir dalam kegiatan tersebut berpesan kepada para
penyintas yang lain baik itu di Provinsi Sulsel atau di Provinsi lain
di seluruh Indonesia agar tetap semangat dan menjalin hubungan
silaturahmi. serta tetap semangat untuk bisa melupakan
kejadian-kejadian kemarin dan berusaha bisa menerima yang sudah
terjadi.

Sebelumnya, Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Pol. Drs. Imam Margono
mengatakan bahwa para penyintas jangan sampai patah semangat, karena
BNPT bersama-sama dengan pemerintah daerah dengan lembaga-lembaga lain
yang concern terhadap keberadaan penyintas akan selalu mendampingi.

“Negara kita harus hadir dan mengatensi mereka (para penyintas),
mengasesori mereka, apa yang mereka butuhkan sehingga dalam pendekatan
pentahelix, peluang-peluang yang bisa diberikan dari provinsi  tentang
kegiatan-kegiatan yang bisa dilaksanakan oleh penyintas dalam rangka
untuk menyambung hidupnya,” ujar Brigjen Pol. Drs. Imam Margono.

Jenderal Bintang Satu itu menyampaikan bahwa selama ini BNPT banyak
melaksanakan kegiatan FORSITAS di Pulau Jawa, padahal korban-korban
terorisme menyebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia.

“Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah, dan sasaran berikutnya untuk pulau
Sulawesi yaitu di Sulsel. Sehingga sekarang ini dilaksanakan di Sulsel
dan nanti berikutnya akan dilaksanakan juga di pulau-pulau lain yang
ada komunitas dari para penyintas ini,” ucap Imam.