Penyebaran Radikalisme di Era Digitalisasi Targetkan Siapa Saja,
Terutama Generasi Muda

Makassar – Penyebaran radikalisme masih terus terjadi dan dapat
menargetkan siapa saja, termasuk generasi muda. Apalagi ditengah era
digitalisasi seperti saat ini, masyarakat dapat dengan mudah mengakses
berbagai informasi termasuk paham radikalisme.

“Perlu kita ketahui dan perlu kita sadari bahwa dengan berkembangnya
era digitalisasi saat ini, semakin memudahkan generasi pemuda dan
kalangan masyarakat untuk mengakses informasi-informasi terkait dengan
radikalisme itu sendiri,” ujar Ketua Kaderisasi Pengurus Cabang
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Makassar, Sulawesi
Selatan, Ramli Ardiansah, Kamis (18/4/2024).

Ia memandang radikalisme juga telah menjadi momok bagi bangsa
Indonesia karena dapat menyebabkan disintegrasi bangsa. “Ancaman
radikalisme bagi bangsa Indonesia terdapat pemecah belah kita sebagai
umat beragama serta keutuhan bangsa Indonesia,” sebutnya.

Ketua PC PMII Kota Makassar Sulawesi Selatan ini juga menyatakan bahwa
upaya penanggulangan radikalisme merupakan tanggung jawab bersama.
Salah satunya melalui edukasi yang baik lewat jalur pendidikan.

Ramli berpesan kepada generasi muda untuk dapat mewaspadai dan
menghindari paham tersebut. Diantaranya melalui nasionalisme, moderasi
beragama, dan selalu membentengi diri dari paham tersebut.

Senada, Ketua Serikat Pejuang Rakyat Kota Makassar sekaligus Kabid P3A
HMI Komisariat STDN Makassar, Muhamad Riswan menyoroti beragam dampak
dari masifnya penggunaan internet. “Pada satu sisi semakin mempercepat
pertukaran informasi hingga mampu menggerakan perekonomian. Namun di
sisi lain, keberadaan internet terbukti telah menjadi ladang subur
penyebaran ideologi radikal dan intoleran” tuturnya.

Dia berharap generasi muda dapat selalu meningkatkan meningkatkan
kewaspadaan terhadap persoalan intoleransi, radikalisme, dan
terorisme. “Sebagai calon pemimpin bangsa, generasi muda jangan sampai
mengalami disorientasi terhadap bangsanya. Generasi muda juga perlu
memiliki nilai-nilai toleransi yang tinggi ditengah keberagaman yang
ada di Indonesia” terang Riswan.

Menurut Kabid P3A HMI Komisariat STDN Makassar itu juga mengingatkan
bahwa saat ini banyak sekali misinformasi yang beredar di sosial
media, sehingga diperlukan kemampuan untuk memilih rujukan yang tepat
dalam mengakses informasi.

“Upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme pun dapat dilakukan
melalui peningkatan wawasan keagamaan, kebangsaan, dan sosial politik.
Perlu adanya upaya dalam menumbuhkan semangat Pancasila pada anak-anak
muda sebagai modal dalam membangun pemahaman bertoleransi di tengah
perbedaan yang ada” sambungnya.

Riswan turut berpesan agar semua pihak dapat melakukan berbagai upaya
preventif dalam mencegah penyebaran radikalisme. “Mari bersama-sama
menjaga ranah media sosial sebagai wadah yang positif untuk berbagi
informasi dan memperkuat jaringan sosial, bukan sebagai sarana untuk
menyebarluaskan kebencian dan radikalisme,” pungkasnya.