Solo – Dalam pidato penutupan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menekankan bahwa komitmen Islam moderat di Indonesia tidak pernah luntur. Hal itu dibuktikan dengan toleransi di Indonesia yang dijadikan model dalam dakwah di tingkat global.
“Nama Islam moderat mesti terus kita jalankan dengan komitmen yang tidak pernah luntur karena Islam wasathiyah adalah identitas umat Islam Indonesia, dan kita dikenal sebagai bangsa yang paling moderat,” kata Ma’ruf di Edutorium Universitas Muhammadiyah Solo pada Minggu (20/10).
Ma’ruf mengungkapkan, belum lama ini ada utusan dari Majelis Hukama Al Muslimin yang berpusat Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yang diketuai oleh Syaikhul Azhar Profesor Thoyyib yang menemui dirinya di Jakarta, mereka mengatakan bahwa kedatangannya ke Indonesia ini untuk belajar dari Indonesia tentang toleransi, karena model toleransi yang ada di Indonesia akan dijadikan sebagai model di dalam dakwah di tingkat global.
“Bahkan Beliau mengatakan saya datang ke sini bukan untuk mengajari orang Indonesia, tapi saya akan belajar dari orang Indonesia dan saat ini bukan saatnya bahasa Arab diterjemahkan dalam bahasa Indonesia tapi dia bilang apa? saat ini saatnya bahasa Indonesia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab,” terangnya.
Karena itu, kata Ma’ruf, model yang dibangun di Indonesia saat ini sudah menjadi model yang sedang dipelajari para ulama di tingkat global, dan akan dijadikan model dakwah di tingkat global.
“Jadi model apa yang kita bangun di sekarang sudah model yang sedang dipelajari untuk dijadikan model dakwah di tingkat global oleh majelis orang-orang pintar di tingkat global,” tuturnya.