Pentingnya Pendekatan Persuasif dan Komunikatif dalam Menangani IsuIdeologi Ekstrem

Surabaya  – Pentingnya pendekatan persuasif dan komunikatif dalam
menangani isu ideologi ekstrem. Hal itu dikatakan Wakil Rektor II
Unesa, Prof. Bachtiar Sjaiful Bachri, pada talkshow bertema “Eksposisi
dr. Soetomo dan Semangat Kaum Muda: Kebangkitan Nasional Dulu dan
Kini” yang digelar pada Selasa (20/5/2025).

Talkshow itu digelar dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan
Nasional dan sebagai penegasan komitmen Universitas Negeri Surabaya
(Unesa) dalam mencegah penyebaran paham radikalisme di lingkungan
kampus melalui pendekatan edukatif, pemantauan intensif, dan pembinaan
berkelanjutan.

Bachtiar Sjaiful Bachri, menyebutkan, pihak kampus terus menjalin
komunikasi dan melakukan monitoring terhadap dosen, mahasiswa, dan
tenaga kependidikan.

“Sejauh ini tidak ditemukan (sivitas akademika terpapar radikalisme).
Tapi kita siapkan segala sesuatu jika ada paparan itu di Unesa,”
ujarnya dikutip dari beritajatim.com.

Prof. Bachtiar juga mengapresiasi penyelenggaraan talkshow bertema
kebangsaan sebagai langkah preventif yang mampu memperkuat nilai
toleransi dan nasionalisme di kalangan generasi muda.

“Ini bentuk pencegahan yang tidak represif. Sebelum muncul semangat
intoleransi, kita sudah harus lebih dulu hadir dengan pendekatan
persuasif,” tutur Prof. Bachtiar.

Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS) Unesa,
Prof. Mutimmatul Faidah, menambahkan bahwa Unesa telah memiliki unit
khusus yang menangani isu radikalisme dan terorisme secara
terstruktur, yakni Direktorat PPIS. Unit ini menjalankan berbagai
program seperti penguatan ideologi bangsa, moderasi beragama, dan bela
negara.

“Biasanya aktivitas radikalisme tidak tampak di kampus, tapi muncul di
media sosial. Kami mendeteksi akun-akun yang berafiliasi dengan
kelompok yang bertentangan dengan NKRI, dan jika dikelola oleh
mahasiswa Unesa, maka kami lakukan pembinaan,” jelasnya.

Prof. Faidah juga menegaskan bahwa Unesa tidak menerapkan sistem
penyaringan ideologi terhadap calon mahasiswa baru. Namun, pembinaan
akan dilakukan secara aktif terhadap seluruh mahasiswa setelah resmi
bergabung dengan Unesa.

“Kami tidak melakukan screening saat penerimaan, tapi kami siap
membina mahasiswa dari latar belakang apa pun,” katanya.

Langkah ini menjadi wujud nyata keseriusan Unesa dalam menciptakan
lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan berlandaskan nilai-nilai
kebangsaan, sejalan dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional.