“Terjadinya serangan bom di berbagai belahan dunia seperti Paris, Thamrin, Brussel, dan terbaru ini di Lahore Pakistan merupakan rangkaian kejadian yang saling berhubungan karena semua aksi teror tersebut diklaim sebagai aksi dari ISIS,” sebut Deputi 1 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir pada acara “Sosialisasi Perkembangan Terkini Kelompok Radikal Terorisme dan ISIS di Indonesia” yang berlangsung di Polda Jabar, rabu (30/03/2016).
Dari hasil penyelidikan terhadap tersangka kasus bom Thamrin diketahui semua rangkain merupakan instruksi dari ISIS untuk melakukan aksi terror seperti di Paris. Bermula dari intruksi ISIS di Syiria melalui Salim Mubarok alias Abu jandal yang mengirim dana, kemudian direncanakan di lapas nusakambangan . pelaku dari kelompok Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Aman Abdurahman dan NII ring banten Iwan Darmawan alias Rois.
Menurut Abdul Rahman Kadir, serangan isis yang terjadi di beberapa kota adalah dampak dari terbunuhnya para petinggi-petinggi ISIS di Syiria, kemudian mereka memerintahkan para anggotanya untuk kembali ke negara masing-masing dan melakukan aksi teror di kampung halamannya. Dari data yang dimilki oleh BNPT, sudah ada ratusan orang Indonesia yang teridentifikasi berangkat ke Syiria untuk berlatih perang dan melakukan aksi teror.
Untuk itu BNPT hari ini melakukan kegiatan sosialisasi ini guna meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan serangan kelompok radikal terorsime di beberapa daerah.
“BNPT dalam hal ini bukan berarti menggurui seluruh instansi yang hadir pada acara ini, tapi untuk mengajak semua instansi terkait lebih meningkatkan kerjasama dalam hal pencegahan dini serta tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi aksi teror,” tegas Abdul Rahman kadir dalam pembukaannya.
Hal-hal yang harus ditingkatkan menurut Deputi 1 BNPT tersebut diantaranya :
- Intelijen
Aparat intelijen, Densus 88, BNPT, dan satgas bom dalam meningkatkan deteksi intelijen terhadap kelompok yang berpotensi melakukan serangan teror.
- Keamanan
Perkuat sispam , memberlakukan wajib cctv untuk semua gedung, meminta pemda memasang cctv untuk kota dan semua tempat umum, siagakan penindak teror gabungan TNI / Polri 24 jam melalui sistem kerja shift.
- Koordinasi
Tingkatkan koordinasi Pemda, Polri, Tni, Damkar, Ambulan, dan Rumah Sakit jika terjadi insiden krisis terorisme, perkuat dan koordinasi pam swakarsa lainnya seperti satpam, hansip, pecalang, dan mitra kamtibmas lainnya.