Virginia – Departemen Pertahanan Amerika Serikat memperkirakan kekuatan tempur kelompok separatis Islamic State (ISIS) saat ini hampir kembali mencapai kekuatan puncaknya seperti pada tahun 2015.
Kekuatan personel ISIS itu diperkiraan antara 26.600 hingga 31.600 orang di Irak dan Suriah. Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap bulannya dengan kedatangan para pendukung ISIS dari luar Irak dan Suriah.
“Kalau dilihat sepintas, pemerintah Amerika mengatakan ISIS kini punya jumlah pejuang yang sama di Irak dan Suriah. Sama seperti ketika operasi pengeboman dimulai,” kata Thomas Joscelyn, seorang pejabat senior pada Foundation for Defense of Democracies sebagaimana dikutip dari VoA Indonesia, Selasa (14/8).
“Laporan Pentagon mengatakan ISIS tampaknya mampu mengganti seluruh jajaran komandonya, meski harus bertempur melawan banyak musuh di Irak dan Suriah,” kata Joscelyn lagi.
Setelah menghabiskan 14,3 miliar dolar AS dan melancarkan lebih dari 24.000 serangan udara, pasukan koalisi pimpinan Amerika dinilai tak banyak berhasil. Meski kekhalifahan ISIS yang pernah berkuasa di sebagian Irak dan Suriah telah runtuh, usaha militer pimpinan Amerika itu tidak berhasil banyak dalam mengurangi kekuatan tempur ISIS.
“Pada 2017 Pentagon mengklaim sudah menewaskan 70.000 militan ISIS dalam kampanye pengeboman dan serangan-serangan lainnya. Namun perkiraan kekuatan ISIS di Irak dan Suriah itu sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh sebagian pejabat secara terbuka saat ini,” jelas Jenderal Joseph Vottel, komandan U.S. Central Command kepada wartawan pekan lalu, tentang usaha pasukan koalisi untuk menguasai benteng ISIS yang terakhir di Suriah.
“Saya tidak akan membuat perkiraan tentang berapa lama operasi ini akan berlangsung. Yang bisa saya katakan adalah operasi akan berhenti setelah selesai.”
“Pertempuran berat masih ada di depan mata. Saya tidak akan menyatakan kita menang sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi,” imbuhnya lagi.