Penikaman di Masjid Albania, Lima Orang Terluka

Tirana – Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Rudolf Nikolli (34 tahun) menyerang lima jamaah Muslim di Masjid Dine Hoxha Albania di ibu kota Tirana pada Senin (19/4).

Nikolli memasuki masjid setelah shalat magrib dan menikam lima pria berusia 22-35 tahun. Semua korban segera dibawa ke rumah sakit setempat dengan luka yang tidak mengancam jiwa.

Polisi belum mengidentifikasi motif di balik serangan itu karena Direktorat Anti-Teror Albania masih menyelidiki insiden tersebut. “Kami berharap ini bukan serangan teroris,” kata Imam masjid Dine Hoxha, Ahmed Kalaja dikutip dari Morocco World News, Rabu (21/4).

Menurut pihak berwenang Tirana, satu korban sedang menjalani operasi di bagian perutnya. Sementara itu, pihak rumah sakit telah memulangkan empat korban lainnya.

Dalam pernyataan kepada media lokal Balkanweb, ayah tersangka menyatakan bahwa Nikolli mengalami depresi akibat kehilangan kesempatan akibat pandemi Covid-19. Di sisi lain, ayah Nikolli merupakan seorang Katolik, dan ibunya adalah Muslim yang mungkin dipertimbangkan saat mengidentifikasi motifnya.

Setelah polisi menangkap Nikolli, ia berseru, “Semua Muslim harus dihukum”. Ini memicu wacana publik tentang kebangkitan islamophobia secara global.

Adapun Albania memiliki sejarah unik tentang agama. Sebelumnya Perdana Menteri (PM) Enver Hoxha secara resmi melarang semua agama pada 1976. Ini menjadikan Albania negara ateis pertama di dunia. Hoxha memerintahkan semua tempat ibadah untuk dihancurkan atau digunakan kembali dan anggota klerus dari semua agama dipenjara atau dibunuh.

Selanjutnya pada 1990, praktik keagamaan dilanjutkan dan pengikut yang terutama Islam dan Kristen menetapkan diri mereka sebagai populasi mayoritas.

Saat ini, Islam Sunni merupakan agama mayoritas di Albania. Sebanyak 80 persen populasi mengidentifikasi sebagai Muslim. Sementara Kristen menjadi demografi terbesar kedua dengan 18 persen populasi.

Islamofobia kini tengah meningkat di seluruh dunia saat serangan masjid terjadi di Albania. Ini mengikuti serangkaian kejahatan rasial terhadap Muslim di Prancis. Perusakan masjid di Rennes, Prancis dan serangan publik lainnya terhadap Muslim di seluruh Eropa menggemakan pesan yang sama dengan penikaman di Albania.

Di samping itu, Albania mengajukan tawarannya untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE) pada 2009. Dan setelah perantara pembicaraan damai baru-baru ini dengan Republik Makedonia Utara, Albania akan segera menjadi satu-satunya anggota mayoritas Muslim di UE.