Pengurus NU Terpilih Ajak Kaum Muda Lawan Radikalisme

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih, KH Said Aqil Siradj, berjanji  mendorong generasi muda nahdliyin memperjuangkan ahlussunnah wal jamaah (Aswaja). Langkah ini ia ambil sebagai tameng dan cara melawan kelompok radikal dan ekstrem yang mengatasnamakan agama Islam.

“Itulah tantangan kita kedepan yang sangat riil. Selain itu, juga ada tantangan ekstrem kiri, liberal, sekuler, dan seterusnya,” kata Kiai Said setelah kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2015-2020, Kamis (6/8/2015).

Ia berjanji akan selalu mengawal Aswaja, yaitu Islam yang bersifat moderat, dan toleran. Dengan demikian ia berharap besar agar NU bisa bermanfaat, bukan saja bagi warga NU, tetapi juga bangsa Indonesia dan dunia, rahmatan lil ‘alamin.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki agenda politik atau jabatan apapun untuk menjadi Ketua Umum PBNU. Baginya kepentingan dan kemaslahatan warga NU adalah kepentingan utama yang menjadi tanggung jawab yang harus diemban. Permasalahan pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, dan radikalisme akan menjadi isu utama kepengurusannya.

Kiai Said kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU usai memenangkan pemilihan suara dalam Muktamar NU yang berlangsung di Alun-alun Kota Jombang, Jawa Timur, Kamis (6/8/2015). Dalam kepengurusan PBNU kali ini ia berduet dengan kyai senior yang sangat ‘alim dalam pengetahuan agama, KH Makruf Amin, sebagai Rais ‘Aam Syuriah.

KH Makruf Amin ditunjuk oleh anggota Ahlil Halli wal ‘Aqdi untuk menjadi Rais ‘Aam Syuriah setelah KH Mustofa Bisri menyatakan tidak bersedia menduduki jabatan itu. Sementara KH Said Aqil Siradj menduduki jabatan Ketua Umum secara aklamasi setelah KH As’ad Ali mengundurkan diri dari bursa pencalonan.