Medan – Pengembangan kasus peledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11) lalu terus dilakukan. Tak hanya memeriksa seluruh tersangka, aparat kepolisian juga membongkar file dari sebuah laptop yang berhasil diamankan. Menariknya, polisi mengklaim menemukan bank data teroris di dalam piranti tersebut.
Disampaikan oleh seorang perwira polisi yang terlibat dalam pengungkapan kasus terorisme itu, di dalam laptop tersebut tersimpan banyak informasi mengenai pergerakan organisasi mereka.
Petugas pun berusaha membongkar isi laptop tersebut, dengan melibatkan Densus 88 Antiteror serta Tim Siber dari Mabes Polri dan Polda Sumatera Utara.
Hasil sementara menyebut adanya sejumlah akun media sekaligus pencucian otak yang dilakukan oleh kelompok radikal itu. Selain itu ada pula rencana serangan yang telah mereka persiapkan, yang siap diwujudkan apabila dirasa pengamanan sudah menurun.
“Kelompok ini juga mempelajari modus operandi sebelum melakukan serangan,” kata narasumber anonim tersebut, Selasa (26/11).
“Mereka menginginkan setiap teror bisa merenggut korban, baik itu dari aparat kepolisian maupun jemaat dari setiap rumah ibadah yang menjadi sasaran aksi. Itu termasuk teror bom bunuh diri.”
Selain itu, mereka juga merencanakan sejumlah rencana cadangan dalam melaksanakan aksi terornya. Termasuk dengan menghindari pola penyerangan dengan pakaian mencurigakan.
“Termasuk untuk kelompok terduga teroris wanita, ada wacana pola penyerangan dengan tidak menggunakan cadar. Namun, pola serangan seperti ini masih menjadi pertentangan di kelompok itu,” jelasnya. “Yang pasti, rencana serangan itu tidak terwujud karena keburu ditangkap.”
Di sisi lain, pengamanan laptop bermuatan bank data teroris itu dilakukan bersamaan dengan peringkusan seorang pria di daerah Belawan, Sumatera Utara. Pria yang tak disebutkan identitasnya itu diduga teroris dan masih berkaitan dengan aksi peledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan beberapa waktu lalu.