Jakarta – Pengamat Intelijen dan terorisme Ridlwan Habib menyarankan pemerintah mewaspadai kelompok teroris yang anti terhadap calon kepala kepolisian Republik Indonesia baru.
Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo merupakan salah satu calon kapolri yang namanya telah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Jenderal Idham Aziz.
Jika lancar, kata Habib, maka Sigit akan menjadi Kapolri pertama di era Reformasi yang beragama Katolik.
“Bagi kelompok seperti JAD atau MIT, (yang berpandangan) polisi halal diserang, apalagi polisi yang dipimpin seorang Katolik, tambah membuat mereka marah,” ujar Listyo sebagaimana dikutip Antara, Selasa (12/1).
Habib menilai Presiden Joko Widodo jika memilih Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri merupakan langkah yang tepat karena berdasarkan faktor loyalitas dan profesionalisme.
Komjen Sigit pernah menjabat sebagai ajudan Jokowi dan juga sebagai Kapolres Solo saat Jokowi menjadi wali kota pada 2011 lalu.
“Presiden perlu figur Kapolri yang terbiasa berkoordinasi dan sudah faham karakternya,” kata Habib.
Komjen Sigit juga pernah menjadi Kapolda Banten, menurut Ridlwan calon Kapolri itu paham bermacam-macam organisasi masyarakat. Kemudian, sosok yang dipilih presiden itu juga pernah menjadi pembicara dalam Kursus Ketahanan Nasional DPP PKS pada Februari 2020 lalu.
“Hubungan Listyo Sigit Prabowo dengan tokoh tokoh umat Islam berjalan harmonis,” ucap Ridlwan.