Pengamat Terorisme: Penanganan Teroris di Papua harus Berhati-hati

Jakarta – Pengamat terorisme dan intelijen Stanislaus Riyanta meminta pasukan keamanan di Papua tidak hanya fokus pada operasi bersenjata saja. Namun, mereka juga harus dapat merebut hati masyarakat dalam penyelesaian konflik keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

“Operasi pasukan keamanan bukan hanya semata dengan operasi serangan bersenjata, tetapi juga pendekatan-pendekatan untuk merebut hati masyarakat,” kata Riyanta dikutip kompas, Sabtu (15/5).

Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) ini, pendekatan tersebut penting dilakukan karena kekerasan tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan.

Tapi, dalam pandangan Riyanta, konflik bisa selesai ketika negara mau menggunakan pendekatan humanis dengan cara yang lebih lunak.

“Kekerasan tidak akan selesai dengan kekerasan. Sebaiknya negara terhadap masyarakat tetap menggunakan cara-cara dialog, pendekatan kemanusiaan, dan pendekatan lunak lainnya seperti ekonomi, pendidikan dan budaya,” jelas dia.

Selain itu Riyanta juga meminta petugas keamanan gabungan untuk berhati-hati dalam menjalankan tugasnya. Karena KKB Papua sering menggunakan masyarakat sebagai tameng dan korban.

“Memang penanganan di Papua harus hati-hati karena KKB ini kelompok yang seringkali menggunakan masyarakat sebagai tameng dan korban,” imbuhnya.