Jakarta – Aksi Taliban yang semakin gencar menyerang pasukan Afghanistan dan merebut wilayah dinilai tidak langsung mendorong pergerakan kelompok teroris di Indonesia. Sebab Taliban dinilai bukan menjadi panutan bagi kelompok radikal di Indonesia.
“Saya kira serangan Taliban tidak significant bagi kelompok teroris di Indonesia. Lebih karena Taliban bukan patron ideologi (corak ideologi) bagi mereka, jadi bukan role model (panutan) apalagi menjadi pengaruh agar serangan yang sama bisa terjadi di Indonesia,” ujar pengamat terorisme sekaligus Direktur Eksekutif Yayasan Perdamaian, Taufik Andrie dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu, (4/8/2021).
Ideologi yang diusung kelompok teroris di Indonesia, lanjut Andrie, sejauh ini hanya berpatokan kepada prinsip yang dianut Al-Qaeda atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Meski ada simpati dan dukungan terhadap eksistensi Taliban dari mereka, tapi tampaknya belum ada komunikasi dan koordinasi antar mereka,” ucap Andrie.
Taliban di Afghanistan sampai saat ini juga tidak masuk dalam daftar kelompok teroris yang disusun oleh Amerika Serikat, berbeda halnya dengan Al-Qaeda atau ISIS.
Menurut Andrie, sejauh ini belum ada tawaran dari Taliban bagi kelompok teroris di Indonesia untuk bergabung.
Andrie mengatakan satu-satunya hal yang bisa memotivasi kelompok teroris di Indonesia adalah area konflik di bawah penguasaan Taliban. Afghanistan dianggap cocok untuk sebagai tempat menggembleng kader teroris secara militer dan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam perang terbuka.
“Tapi hal tersebut butuh undangan dan kesepakatan dengan Taliban. Complicated processes,” kata Andrie.