Jakarta – Pengamat terorisme, Al Chaidar, menilai kelompok Jamaah Islamiyah (JI) memiliki basis organisasi yang kuat. Dia menganggap JI sebagai organisasi yang serupa korporasi.
“Ini korporasi jihad, bukan pengajian biasa,” kata Al Chaidar dikutip dari laman tempo.co, Senin (28/12/2020).
Al Chaidar mengatakan posisi JI secara politik memang tidak kuat setelah putus hubungan dengan jaringan Al-Qaeda pada 2010. Akan tetapi secara ekonomi, kata dia, organisasi tersebut kuat.
Dia mengatakan sisa uang dari Al-Qaeda yang dimiliki JI masih cukup banyak. Uang itu, tak digunakan untuk aksi kekerasan terorisme melainkan diinvestasikan di sejumlah lini, seperti perkebunan.
Selain investasi, Al Chaidar mengatakan JI juga membangun yayasan dan perusahaan travel untuk mengumpulkan dana. Kelompok ini mengelola jaringan hingga ke berbagai daerah dan memiliki sistem komando seperti militer.
Karena kondisi keuangan yang kuat itu, Al Chaidar tidak heran bila JI bisa menggunakan vila untuk melatih anggotanya. Sebelumnya, kepolisian mengungkap sebuah vila berlantai dua di Semarang, Jawa Tengah yang digunakan kelompok JI melatih anggotanya. Di tempat itu, diduga JI melatih anak muda untuk bela diri dan persenjataan.
Menurut Chaidar, vila tersebut sebenarnya sudah lama dibeli oleh JI. Dia mengatakan masih ada sejumlah vila yang diduga dimiliki oleh JI di kawasan Puncak, Bogor dan Lembang Jawa Barat.