Bangil – Keberanian seorang pemuda berinisial SW yang coba melukai pelaku bom Pasuruan dengan tembakan senapan angin miliknya patut diacungi jempol. SW mengaku geram karena niat baiknya untuk menolong anak pelaku yang terkena ledakan malah diusir dengan bom.
“Saya emosi karena saya ditantang, makanya saya tembak dia. Aksi pelaku ini membahayakan nyawa banyak orang,” kata SW dikutip dari surya.co.id, Jumat (6/7) lalu.
SW adalah warga perumahan di Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang menjadi lokasi ledakan, Kamis (5/7). Saat mendengar ledakan ia langsung mendatangi rumah yang jadi sumber ledakan untuk menolong korban yang berada di dalam rumah.
Namun, sang penghuni kontrakan yakni Abdullah alias Awardi yang jadi pelaku bom Pasuruan tak terima dengan kedatangan SW yang ingin menolong putranya yang tengah terluka. Padahal istrinya sedang menangis melihat kondisi putranya. Abdullah alias Awardi langsung mengusir SW dengan cara melemparkan bom.
Abdullah alias Awardi merasa tak terima jika korban yang merupakan putranya sendiri ditolong oleh warga yang rumahnya berdekatan dengannya.
“Saya dobrak pintunya, karena saat saya tiba pintunya terkunci rapat. Saya takut di dalam terjadi apa-apa dan harus segera mendapatkan pertolongan,” kata SW.
Saat masuk ke dalam rumah kontarakan yang dihuni oleh terduga teroris itu, ia melihat pelaku sedang berusaha menolong UMR, anaknya yang terluka. Ia mengira, suara ledakan itu berasal dari gas elpiji yang berada di rumah kontrakan tersebut.
Di sana, ia melihat, UMR terluka parah berada di dekat pelaku. Sedangkan istrinya yakni DR hanya menangis melihat kondisi anaknya tersebut.
“Saat saya berusaha mengangkat UMR, pelaku mendorong saya, tak terima saya membantunya. Saya dibilang sok pahlawan dan sebagainya. Saya sempat cekcok di sana,” kata SW.
“Puncaknya, saya keluar rumah saat pelaku melempar bom ke arah tubuh saya,” imbuhnya.
Menurutnya bom tersebut sempat dihindari lalu meledak terkena tembok.
“Itu ledakan kedua,” ujar SW.
Kemudian, SW pulang ke rumahnya yang hanya berjarak 10 meter dari kontrakan yang dihuni oleh pelaku terduga teroris itu.
SW pun lalu mengambil senapan miliknya dari dalam rumah yang biasa ia gunakan untuk berburu babi hutan atau anjing liar. Senapan ini berukuran peluru berkaliber 4,5 mm.
“Saya keluar rumah, ternyata ia masih menakuti warga dan mengejar polisi. Setelah itu terdengar ledakan dua kali dan terlihat kepulan asap tebal,” tuturnya.
Kemudian, SW melihat pelaku pulang ke rumah kontrakannya. Ia pun sempat mau menghampirinya. Namun, SW mengaku pelaku hanya mengambil sepeda motor dan pergi meninggalkan rumah. Lalu SW pun berlari menuju ujung gang, untuk menunggu pelaku lewat.
Melihat pelaku datang, SW yang berada di ujung gang langsung mengarahkan senapan miliknya itu kepada pelaku dari kejauhan. Begitu jaraknya memungkinkan ia melepaskan tembakan ke arah pelaku.
Namun, pelaku mengetahui jika sedang dibidik oleh SW menggunakan senapan sehingga Abdullah alias Awardi sempat menunduk untuk menghindar. SW mengaku sengaja mengarahkan tembakannya ke jantung pelaku.
“Tetap terkena dadanya. Dia sempat oleng, tapi tetap bisa melanjutkan perjalanannya. Saya yakin, dia terluka terluka parah maksimal besok. Saya yakin dia pasti ke dokter,” katanya sembari menambahkan aksinya itu hanya spontanitas karena geram dengan ulah pelaku.