Pekalongan – Kepolisan Resort (Polres) Pekalongan memiliki jurus jitu untuk mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme di wilayahnya. Jurus jitu itu adalah menggelar pengajian rutin.
Pengajian yang diikuti generasi muda itu diadakan tiapm malan dan dibina langsung oleh anggota Sabhara Bripda Lukman. Pengajian ini dimulai setiap hari pukul 18.30 WIB di Masjid Nur Hidayah, Polres Pekalongan Kota, Jl. Diponegoro, Pekalongan, Jawa Tengah. Pengajian ini diikuti 25 orang anak, dari umur 8 tahun hingga 12 tahun.
Bripda Lukman berinisiatif sendiri membuka pengajian anak-anak ini karena awalnya dia melihat masjid Polres yang sepi dan tidak ada keramaian di sana. Pengajian ini berlangsung sejak 8 bulan lalu.
“Awal-muasal saya 8 bulan lalu, waktu saya masih status bintara remaja, saat saya bermain bola voli, ada anak-anak yang main di samping masjid. Saya tanya mereka salat nggak, ngaji nggak, kata mereka ngaji tapi jarang. Kebetulan saat itu masjid ini sepi dan jarang yang ke sini. Mulai dari situ, saya ajak anak-anak ngaji di sini,” tutur Lukman saat ditemui di lokasi, Selasa (27/3/2018), dikutip dari laman detik.com.
Lukman mengatakan tidak hanya mengajarkan ngaji saja, tetapi ia juga mengajarkan cara salat dan memberikan sedikit ilmu pengetahuan tentang agama juga.
Jadwal mengaji anak-anak setiap hari. Khusus malam Selasa, dia mengajarkan tata cara salat, sedangkan khusus malam Jumat itu adalah tahlilan, yaitu mengaji bersama-sama antara anak-anak pengajian dengan para polisi Polsek Pekalongan Kota.
Sementara itu, untuk mencegah masuknya paham radikalisme di sekitar Pekalongan, Lukman mengatakan selalu memberi pemahaman kepada anak-anak mengenai persatuan Indonesia yang memiliki suku dan budaya yang beraneka ragam.
“Jadi di sini nggak cuma dari NU, ada juga dari Muhammadiyah. Di Pekalongan kalau ada yang ngajak demo tentang paham radikalisme, saya ajarkan mereka tidak ikut. Saya juga ajarkan arti ngaji di mana mereka jangan melakukan kegiatan tidak penting. Setiap hari saya berikan motivasi kepada adik-adik yang menurut saya itu tidak pantas dilakukan. Dari situ saya ajarkan,” jelas dia.
Diketahui, Bripda Lukman juga salah satu lulusan dengan nomor registrasi pokok termuda di Sekolah Polisi Negara. Lukman juga pernah masuk nominasi Police Award dengan kategori kerohanian.