Surabaya – Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri melalui Satgaswil Jawa Timur menggelar kegiatan bertajuk “Sosialisasi Pencegahan Terorisme dan Radikalisme: Membangun Ketahanan Ideologi Pelajar”, Selasa (5/8), di Surabaya. Acara ini diikuti 50 pendidik dan pengurus pondok pesantren dari berbagai wilayah di Kota Pahlawan.
Sosialisasi ini bertujuan memperkuat peran strategis para pendidik dalam membentengi pelajar dari infiltrasi paham intoleran, radikal, hingga ekstrem yang dapat berujung pada tindakan terorisme.
Kompol Dani Teguh Wibowo, perwakilan Satgaswil Jatim Densus 88 AT Polri, menjelaskan bahwa terorisme adalah kejahatan luar biasa yang kerap menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan ideologis dan politik, sekaligus mengganggu stabilitas nasional.
“Kewaspadaan di lingkungan pendidikan sangat penting. Apalagi media sosial kini jadi ladang subur penyebaran paham radikal. Pendidik harus bijak dan aktif dalam membimbing para santri agar tidak mudah terpapar,” ujar Dani seperti dikutip dari Tribratanews.polri.go.id.
Dalam kegiatan ini, para peserta juga mendapatkan testimoni langsung dari Arif Fatoni, seorang mantan narapidana kasus terorisme. Ia berbagi pengalaman tentang bagaimana dirinya terjerumus ke dalam paham ekstrem, serta pentingnya pencegahan sejak usia dini.
Arif menekankan bahwa penyebaran ideologi kekerasan sering kali menyasar generasi muda dengan narasi manipulatif yang membungkus kekerasan dengan dalih agama. Ia pun mendorong para pendidik untuk terus membangun benteng ideologis yang kokoh di lingkungan pesantren.
Melalui kegiatan ini, Densus 88 berharap tercipta sinergi antara aparat dan lembaga pendidikan dalam menjaga pesantren sebagai ruang aman, damai, dan inklusif. (
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!