Ambon – BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku, Kamis (18/10), menggelar kegiatan Workshop Lomba Video Pendek, upaya pencegahan radikalisme dan terorisme melalui pelibatan pelajar SMA dan sederajat.
Ketua FKPT Maluku, Abdul Rahim Uluputty, dalam sambutan di pembukaan kegiatan mengatakan terdapat dua semangat yang diusung di pelibatan pelajar SMA dan sederajat ini. Semangat pertama adalah upaya pencegahan penyebarluasan paham radikal terorisme di dunia pendidikan.
“Pelajar harus berada di garda terdepan di pencegahan radikalisme dan terorisme di lingkungannya, yaitu lingkungan pendidikan,” kata Uluputty.
Semangat kedua, lanjut Uluputty, yaitu pemanfaatan teknologi sebagai sarana pencegahan radikalisme dan terorisme di kalangan pelajar. “Pelajar masa kini kita kenal dengan sebutan milenial. Dibutuhkan pendekatan baru untuk mengajak mereka terlibat di pencegahan terorisme, lewat video salah satunya,” tambahnya.
Berbicara konteks lokal Maluku, Uluputy sepakat dengan tema “Menjadi Indonesia” yang dipilih untuk kegiatan Workshop Lomba Video Pendek. Dia mengungkapkan, Maluku yang didominasi suku bangsa Malenisia Pasifik sudah melebur dengan Indonesia secara keseluruhan, sehingga dibutuhkan langkah nyata untuk menjaganya.
Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letnan Kolonel (Laut) Setyo Pranowo, menyebut peyebarluasan paham radikal terorisme tidak memandang usia dan latar belakang dalam memapari masyarakat. Oleh karenanya, dia meminta kewaspadaan terus dikedepankan.
“Kelompok pelajar, pemuda, memiliki kerentanan terpapar paham radikal terorisme. Melalui kegiatan ini kami ingin membentengi pelajar dari keterpaparan paham radikal terorisme,” ungkap Setyo.
Staf Ahli Gubernur Maluku bidang Pembangunan, Roni Tairas, sepenuhnya menyampaikan dukungan Pemerintah Provinsi Maluku terhadap setiap upaya pencegahan penyebarluasan paham radikal terorisme.
“FKPT diharapkan senantiasa menyesuaikan tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang ancaman dan bahaya terorisme dengan berbasis pada nilai kearifan lokal,” kata Roni.
Selain di Maluku, kegiatan Workshop Lomba Video Pendek juga sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018. Output dari kegiatan ini adalah video karya pelajar yang terunggah di media sosial Youtube, media kontrapropaganda paham radikal terorisme yang banyak mewarnai berbagai platform media sosial. [shk/shk]