Tidore – Pencegahan intoleransi, radikalisme dan terorisme hendaknya
ditanamkan sejak dini kepada anak-anak usia remaja, termasuk juga para
orang tua agar terhindar dari paham kekerasan dan terorisme.
Untuk mengembangkan pemahaman ibu dan anak dalam pencegahan
intoleransi, radikalisme dan terorisme, Forum Koordinasi Pencegahan
Terorisme (FKPT) Maluku Utara menggelar kegiatan “Smart Bangsaku,
Bersatu Indonesiaku” dengan tema pelibatan masyarakat dalam pencegahan
radikalisme dan terorisme.
Kegiatan yang diikuti para siswa SMP/MTS di Kota Tidore bersama para
orang tua berlangsung di aula Diknas Kota Tidore Kepulauan, Rabu
(20/3/2024).
Walikota Tidore yang diwakili Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum,
Yakub Husain, saat membuka acara mengatakan, pemahaman tentang
terorisme dapat dimulai dari lingkup paling kecil yakni keluarga, di
mana madrasah pertama dalam keluarga yang membentuk anak-anak menuju
dunia luar adalah ibu.
Menurut dia, peran seorang ibu sangat krusial dalam menanamkan
nilai-nilai kehidupan kepada anak dan menjadi benteng utama dalam
menangkal paham radikal terorisme.
“Peran perempuan atau seorang ibu sangat strategis dalam memberikan
edukasi dan literasi terhadap keluarga khususnya anak-anak agar dapat
terhindar dari paham kekerasan dan terorisme,” ujarnya.
Yakub Husain menyampaikan, Pemerintah Daerah (Pemda) menyambut baik
dan mengapresiasi terselenggaranya kegiatan tersebut di Kota Tidore
Kepulauan.
Dia pun menyampaikan terima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Bidang
Perempuan dan Anak Provinsi Maluku Utara.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini akan semakin membuka wawasan pola
pikir kita untuk memahami bahwa terorisme adalah sebuah paham yang
menjadi duri dalam mencapai kemajuan untuk Ibu Pertiwi dan
pencegahannya dapat diminimalisir dimulai dari pendekatan keluarga,”
tuturnya.
Yakub berharap, dengan pemahaman yang baik sejak dini, diharapkan
anak-anak dapat memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga
persatuan dan kesatuan, toleransi dan dapat menghindari paham
radikalisme.
Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah melalui membuka dialog secara
intensif atau membangun komunikasi yang aktif dengan anak serta
membawa anak-anak dalam pergaulan yang lebih bermanfaat.
“Peran seorang Ibu juga dapat dikatakan sebagai lensa yang dipakai
anak-anaknya untuk melihat dunia, oleh karenanya harmoni sosial atas
masyarakat dengan keanekaragaman berbagai perbedaan, diharapkan dapat
diterima dengan baik oleh anak melalui sosok ibu,” tuturnya.
Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Eliyana Puspitasari
dari BNPT, Kasi Pengawasan Jaringan BNPT Maluku Utara Eldy Bisma Putra
dan Ketua Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT) Maluku Utara Masni BSA.