Penangkapan Minhati Harus Jadi Pelajaran Berharga

Bekasi – Wanita asal Bekasi, Jawa Barat bernama Minhati Madrais (36) ditahan Kepolisian Filipina. Penangkapan terhadap ibu lima anak itu dilakukan, karena dia adalah istri Omarkhayam Maute, pimpinan teroris di Filipina.

Menurut Ketua GP Ansor Kota Bekasi M Jufri, penangkapan wanita tersebut harus menjadi pelajaran berharga bagi bangsa ini bahwa masih ada doktrin-doktin agama untuk kepentingan menyesatkan yang menyasar wanita dengan mengatasnamakan jihad. “Padahal, pada dasarnya agama mengajarkan berjuang bukan untuk membunuh, berjuang bukan untuk membom. Tapi, berjuang adalah bagaimana memerangi kebodohan supaya lebih cerdas dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Termasuk memerangi kemiskinan agar masyarakat khususnya yang beragama, bisa kaya, dan bisa membantu yang lain,” katanya kepada Damailahindonesiaku.com, Senin (6/11/2017).

Agama Islam, katanya, memang mengajarkan berjihad dan berbakti kepada suami. “Jadilah istri yang sholehah yang berbakti kepada suami. Sangat sederhana, bagaimana bisa menjadi suriteladan dengan memberikan yang terbaik kepada anak-anak, tapi bukan berarti juga merakit bom atau memaksakan harus perang,” katanya.

Pada zaman sekarang, kata Jufri, peperangan adalah melawan kebodohan dan ketidakadilan dengan membuat pondasi kehidupan yang jauh lebih baik. “Jadi agama itu untuk memerangi kebodohan. Bukan dengan cara radikalisme, itu salah. Melakukan pembunuhan-pembunuhan itu tidak dibenarkan oleh agama mana pun,” tandasnya.

Dikatakan, pada zaman ini kaum perempuan harus berhati-hati menerima ajaran atau dakwah yang ujung-ujungnya menyesatkan dengan dalih untuk berjihad.

“Jihad perempuan itu dalam Islam adalah, bagaimana bisa mampu menjadi Khodijah, Aisyah, atau bisa menjadi Maryam. Bukan harus membantu suaminya untuk membuat bom, itu salah,” katanya.

Jufri juga mengingatkan generasi muda khususnya kaum perempuan untuk menghindari doktrin-doktrin yang dilakukan di medsos dan dunia maya, yaitu berupa propaganda- propaganda atau ajakan-ajakan melakukan hal-hal yang menyimpang dengan menggunakan dalil-dalil agama. “Lebih baik menemui gurunya dan ulamanya. Saya pikir dalam agama Islam maupun agama yang lain, harus ada tuntunan yang jelas,” katanya.

Dia juga mengingatkan pemerintah supaya mampu mengontrol masyarakat agar jangan sampai ada lagi perempuan yang terjerumus ke dalam dunia terorisme. Kasus yang demikian akan menjadi citra buruk bagi Indonesia, dimana ada warga negaranya yang tertangkap karena terkait dengan masalah teroris. “Ke depan, mari semua pihak bekerja sama menanggulangi teroris, agama mana pun tidak pernah mengajarkan untuk memberontak. Indonesia sudah final dengan berazaskan UUD 45 dan Pancasila. Didikan ini luar biasa, dan inilah yang namanya Indonesia, semangat kita adalah semangat Bhinneka Tunggal Ika, semangat Pancasila dan semangat UUD 1945,” katanya.