Penanganan Tindak Pidana Terorisme Harus Didukung Kesiapan dari Aparat Penegak Hukum

Denpasar – Koordinasi antar aparat penegak hukum menjadi kunci dalam menangani kasus tindak pidana terorisme. Kejahatan tindak pidana terorisme merupakan ancaman nyata bagi semua bangsa di dunia karena pola mereka sangat massif sehingga dibutuhkan koordinasi dan sinergitas yang intensif antar aparat penegak hukum dalam menanggulangi masalah terorisme ini.

Hal tersebut dikatakan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali, Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, MM, dalam pengarahannya pada acara Pertemuan Rutin Antar Aparat Penegak Hukum wilayah Provinsi Bali dalam rangka Pelaksnaan Pengamanan Annual Meeting of The International Monetary Fund (IMF) and World Bank Group 2018 yang digelar Subdit Hubungan Antar Lembaga Aparat Penegak Hukum pada Direktorat Penegakakn Hukum di Kedeputian II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)

“Penanganan tindak pidana terorisme ini harus didukung dengan perangkat lunak yakni kesiapan dari aparat penegak hukum. Seadaianya ada kegiatan teror dan sebagainya maka bapak-bapak dan ibu-ibu yang menjadi tulang punggung law enforcement di provinsi Bali agar bisa mengahadapi itu semua,” ujar Irjen Pol Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, MM,, dalam pengarahannya di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (4/10/2018).

Dikatakan mantan Deputi III bidang Kerjasama Internasional BNPT ini, karena semua langkah seluruh aparat yang menangani kasus kriminal tentunya harus didasari dengan dasar hukum. “Apalagi kita sudah ada dasar hukum saja kadang kita masih sering di komplain atau disalah-salahin oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar alumni Akpol tahun 1988 ini.

Lebih lanjut Kapolda Bali menjelaskan bahwa tidak akan lama lagi tepatnya pada tanggal 12-15 Okober 2018 ini, Provisi Bali akan menjadi tuan rumah penyelenggara Annual Meeting of The International Monetary Fund (IMF) and World Bank Group 2018. Dalam ajang tersebut peserta yang akan datang berasal dari 189 negara, dimana yang sudah ter-register sejumlah 27 ribu orang.

“Ini momentum bagi bangsa Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang baik. Karena untuk selanjutnya, acara serupa akan dilaksanakan 3 tahun ke depan di Washington DC Amerika Serikat lalu 3 tahun berikutnya di Maroko. Tentunya masih ada 567 tahun lagi Indonesia menjadi tuar rumah lagi. Semoga kegiatan tersebut bisa berjalan dengan baik tanpa adanya ancaman teror,” ujar mantan Direktur Penindakan BNPT ini.

Lebih lanjut pria kelahiran Manado, 27 November 1965 ini menjelaskan, meski akhir-akhir ini bangsa Indonesia yang teterdiri dari 17.499 pulau menghadapi musibah berturut turut mulai meletusnya Gunung Agung, Gempa Bumi di Lombol, Donggala, Palu dan sebagainya maka bangsa ini harus bekerja ektra keras untuk melaksanakan kegiatan yang lainnya.

“Kita sebagai bangsa yang besar, walaupun kita ditimpa bencana, tetapi kita harus bisa melaksanakan kegiatan itu. Kita harus tunjukkan kepada dunia bahwa seluruh komponen masyarakat Indonesia bisa bekerja sama dengan baik untuk mengerjakan itu semua,” ujarnya

Salah satu kegiatan sebelum ajang Annual Meeting of The International Monetary Fund (IMF) and World Bank Group 2018 yang mengawali adalah kegiatan Direktorat Penegakan Hukum BNPT ini, Kegiatan BNPT ini termasuk bentuk sosialisasi amandemen Undang-undang tindak pidana terorisme menjadi UU No 5 tahun 2018

“Saya baru kembali dari Turki. Sebagai Kapolda yang menjaga pulau ini melihat bahwa Foreign Terrorist Fighter (FTF) Indonesia masih ada di Indonesia dan Irak. Dengan adanya Undang-undang ini bisa dijelaskan bahgaimana aplikasi atau implementasi hukum nantimya terhadap FTF tersebut,” ujar mantan Kepala Unit V IT & Cybercrime Bareskrim Polri.

Menurutnya, dalam pertemuan di Turki tersebut kami juga bekerjasama baik dalam masalah law enforcement dan intelejen untuk orang-orang Indonesia yang saya sebut returness (fighters) dan deportan (orang yang dikembalikan oleh pemerintah turki) ini.

Untu k itu dirimnya sebagai Kapolda Bali sangat mendukung kegiatan dari Direkturat Penegakan Hukum BNPT ini. Dirinya dari jajaran criminal justice system dengan para stakeholder lainnya seperti TNI mengucapkan terima kasih atas kegiatan dari BNPT di Bali ini terutama menjelang digelarnya IMF workd bank 2018

“Kegiatan ini amat sangat bagus sehingga antar stakeholder tercipta suasana keterbukaan, kerjasama dan suasana sejuk diantara apaarat penegak hukum, khususnya yang menangani kejahatan-kejahatan trans nasional dan yang lebih khusus lagi adalah kejahatan terorisme. Semoga BNPT tetap jaya, maju, dan lebih bisa meningkatkan profesionalismenya,” ujar pria yang pernah tergabung dalam tim Densus 88 Antiteror Polri untuk melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya tahun 2005 silam.