Pemuda dan Internet di Mata Mayjen TNI Agus SB

Perkembangan teknologi yang semakin canggih banyak memberikan kontribusi positif bagi umat manusia. Di segela penjuru bumi, semua orang kini bisa mendapat akses yang sama dalam hal komunikasi dan informasi. Semua hal itu dapat terwujud dengan mudah lewat satu genggaman tangan.

Keberadaan dan perkembangan teknologi tersebut direspon sangat cepat oleh umat manusia. Satu hal utama yang membuat semua orang menerima keberadaan teknologi ini lantaran komunikasi atau pertukaran informasi dari satu orang ke orang lain dan dari satu tempat ke tempat lain dapat terjadi hanya dalam sekejap mata.

Namun sayangnya, kemajuan pesat dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi ini tidak melulu berdampak positif bagi umat manusia. Sekelompok orang yag punya niatan jahat memanfaatkan perkembangan tersebut demi sebuah kepentingan ideologi dan klaim kebenaran. Kecepatan persebaran informasi dan akses komunikasi dimanfaatkan untuk melakukan rekrutmen dan melebarkan propaganda aksi terorisme.

Yang paling mengkhawatirkan teknologi ini digemari oleh generasi muda. Tentu saja siapa pun, termasuk generasi muda tidak terlarang mengakses perkembangan teknologi ini. Hanya saja konten negatif yang menyertainya, baik dalam bentuk pornografi maupun kekerasan verbal (radikal terorisme), akan berdampak buruk bagi masa depan Indonesia.

Seperti biasa, jika mendengar soal ancaman terhadap masa depan Indonesia Mayjen TNI Agus SB segera bereaksi. Dengan cepat dan terukur keputusan melindungi generasi muda dari virus radikalisme terorisme dunia maya segera dibuat. Tentu saja seuai tugas pokok dan fungsi jabatan yang diamanahkan kepadanya, perlindungan terhadap generasi muda dari bahaya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi hanya yang terkait dengan isu terorisme.

Mayjen TNI Agus SB memutuskan membentuk Pusat Media Damai (PMD) yang bertugas melakukan kontra narasi terhadap konten-konten radikal terorisme di dunia maya. Dengan sigap dan cepat, PMD segera membuat tiga situs yang difungsikan sebagai “alat perlawanan” provokasi dan propaganda radikal di dunia maya.

Tentu saja, cara yang digunakan PMD tidak membabi buta sebagaimana dilakukan oleh situs radikal. PMD hanya menyajikan informasi dan edukasi kepada masayarakat lewat cara-cara beradab dan beranggung jawab. Cara-cara ini meskipun belum sempurna, sudah mendapat sejumlah pujian dari banyak kalangan di luar BNPT. Karena banyak pihak menganggap cara seperti ini merupakan “cara baru” penanganan terorisme di Indonesia.

Semoga kenangan Mayjen TNI Agus SB berguna bagi masa depan Indonesia yang lebih cerah!