Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi menilai wilayahnya masih cukup kondusif dari ancaman terorisme, meski mengakui kewaspadaan terhadap kejahatan tersebut tidak pernah dikendorkan. Radikalisme sebagai akar dari terorisme diakui telah terdeteksi ada di 4 kota dan kabupaten.
Ali Dasril, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jambi, dalam kegiatan Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Provesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme di Jambi, Kamis (13/10/2016) kemarin, menyebut radikalisme di wilayahnya terdeteksi ada di Kabupaten Tebo, Sarolangun, Muaro, dan Kota Jambi.
“Indikasinya pernah didapati pengibaran bendera ISIS di halaman Kantor Gubernur, ada seorang anak SMK yang mengorder atribut ISIS, dan indikasi-indikasi lainnya. Ini kami waspadai,” kata Ali.
Selain radikalisme, Ali menambahkan, pihaknya saat ini juga memberikan perhatian kepada sekelompok penganut aliran sesat di Sungai Besar, Kabupaten Kerinci. “Kami terbantu dengan adanya FKPT. Semoga ke depan penanggulangaan raadikalisme dan terorisme bisa semakin dimaksimalkan,” katanya.
Menghadapi kerawanan radikalisme dan terorisme di wilayahnya tersebut, Ali meminta peran media massa pers dalam ditingkatkan.
“Pers jangan memberitakan yang jelek-jelek saja, yang bagus juga diangkat (ke pemberitaan). Begitu juga dengan potensi radikalisme terorisme, bantu kami mendeteksinya agar bisa dengan cepat ditangani,” tegas Ali.
Anggota Dewan Pers, Jimmy Silalahi, mendukung dorongan yang disampaikan Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jambi tersebut. Menurutnya, media juga harus mampu menjalankan fungsi watchdog. “Isu-isu kemiskinan yang berpotensi menjadikan masyarakat yang merasakannya terprovokasi masuk ke jaringan teroris, angkat ke pemberitaan. Jangan sampai si miskin putus asa dan terjerumus masuk ke jaringan teroris, lantas diberitakan ketika sudah menjadi pelaku,” tandasnya.
Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Provesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme adalah salah satu metode dalam Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi se-Indonesia. Satu metode lainnya adalah Visit Media, kunjungan dan diskusi ke redaksi media massa pers.