Pemkot Denpasar Teguhkan Komitmen Wujudkan Kota Yang Toleran

Denpasar – Pemerintah Kota Denpasar, Bali, memperteguh komitmen untuk
mewujudkan kota yang toleran dan bijaksana menghadapi heterogenitas
dan perbedaan warganya dalam momentum peringatan HUT Ke-236 Kota
Denpasar.

Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Senin,
menyampaikan bahwa komitmen tersebut juga seperti yang tertuang dalam
tema peringatan HUT Ke-236 Kota Denpasar yakni Ajibinaya Menuju
Denpasar Maju.

“Ajibinaya, aji itu berarti kebijaksanaan. Binaya itu perbedaan.
Artinya bagaimana kita mulia atau bijaksana menyikapi perbedaan di
tengah kota yang sangat heterogen ini. Spirit yang dibangun itu adalah
kebijaksanaan, kebersamaan, toleransi karena kita sangat heterogen
menuju Denpasar yang aman dan damai,” ujarnya, Senin (26/7).

Jaya Negara mencontohkan salah satu wujud komitmen pemerintah
mewujudkan kota yang toleran dengan pemberian insentif bagi semua
pemuka agama di Denpasar. Dengan adanya insentif ini diharapkan dapat
memotivasi para pemuka agama untuk mengayomi umat.

Tak hanya itu, Pemerintah Kota Denpasar juga menanggung iuran atau
premi BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan bagi para pemuka agama
di Denpasar. Selain itu, Pemerintah Kota Denpasar juga sering
melakukan kegiatan melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di
Kota Denpasar.

Jaya Negara dalam kesempatan tersebut juga tidak menampik bahwa masih
ada sejumlah tantangan dalam membangun Kota Denpasar menuju kota yang
maju.

Tantangan pembangunan di Denpasar di antaranya masalah sampah,
kabel-kabel listrik dan telekomunikasi di perkotaan yang masih
semrawut hingga pelayanan penyediaan air minum yang lebih optimal.

Terkait pelayanan air minum, Pemerintah Kota Denpasar juga sudah ada
skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KBPU) dan khusus di daerah
Monang-Maning sudah ada CSR dari Pemerintah Korea Selatan melalui
program Korea Project Smart Water Management.

Selanjutnya mengenai persoalan kabel listrik sudah ada studi kelayakan
dari Universitas Udayana dan untuk penanganannya dikerjakan oleh
Perumda Bhukti Praja Sewakadharma.

Sedangkan masalah sampah, ia mengakui kerja sama Pemerintah Kota
Denpasar dengan melibatkan pihak ketiga sejauh ini belum berjalan
maksimal.

Jaya Negara mengatakan masyarakat Kota Denpasar selama ini telah turut
aktif mendukung program pembangunan di Kota Denpasar, terutama dalam
bidang seni budaya yang dapat dilihat melalui ajang Kesanga Festival
yang identik dengan parade ogoh-ogoh menyambut Hari Suci Nyepi.

Terkait persoalan sampah, warga di banjar-banjar di Kota Denpasar
telah aktif memilah sampah anorganik melalui bank sampah. “Itu
merupakan wujud dukungan masyarakat pada Pemerintah Kota Denpasar,”
katanya.