Jakarta – Maraknya paham Radikalisme dan Terorisme masuk wilayah Kabupaten Sigi membuat Pemerintah Daerah melaksanakan langkah-langkah preventif.
Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta mengatakan, selama ini sosialisasi terkait paham-paham Radikalisme dan Terorisme belum maksimal dilakukan pihaknya.
“Sosialisasi memang yang belum dilakukan terus terang, Tapi Insyaallah kita mungkin dengan adik-adik ini bukan hanya muslim tapi kristen juga akan bersama-sama menjaga yang terbaik” ujar Irwan Lapatta dalam keterangannya, Senin (22/5).
Irwan menjelaskan, dalam waktu dekat bersama OPD terkait dan TNI-POLRI untuk sosialisasi kemasyarakat-masyarakat.
“Insyaallah sosialisasi akan kita lakukan dan nanti akan lewat teman-teman yang bagian dari kekuatan itu. Misalnya itu diruang agama, ruang pemerintahan, camat sampai dengan kepala desa,” kata Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta.
Kata Irwan Lapatta, sesekali dirinya atau Wabup akan Sidak turun memberikan arahan dan sosialisasi kepada masyarakat baik dalam kegiatan resmi pemerintahan maupun tidak.
“Mungkin nanti kami sesekali Bupati dan Wakil Bupati serta dinas terkait akan turun kewilayah-wilayah bersama dengan TNI-POLRI,” tuturnya.
Diketahui 7 Pemuda di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi mendeklarasikan untuk kembali dan setia ke Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sabtu (20/5/2023).
Deklarasi kembalinya 7 Pemuda Ranteleda itu disaksikan oleh Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi dan Kapolres Sigi AKBP Reja A Simanjuntak.
Hal itu dalam rangka Menindaklanjuti hasil rapat rekonsiliasi antara Pemerintah Desa Ranteleda, Pihak Kecamatan Palolo, Polres Sigi, dan Densus 88 AT bersama seluruh toko masyarakat dan tokoh pemuda Hijrah Desa Ranteleda yang menghasilkan kata sepakat untuk kembali ke Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Deklarasi tersebut merupakan pengembangan dari penangkapan 5 terduga teroris yang ditangkap Densus 88 AT di Kota Palu dan Kabupaten Sigi.