Kudus – Pemkab Kudus mengklaim persoalan radikalisme di Kota Kretek nyaris tidak ada. Hal ini dibuktikan dengan masih amannya kondisi masyarakat hingga saat ini. Meski begitu, pemkab tetap meminta masyarakat berhati-hati terhadap paham baru yang mengarah ke radikalisme.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kudus Akhmad Mundakir menyatakan, hingga saat ini isu intoleransi dan radikalisme, belum mampu mengusik kuatnya toleransi dan moderasi dalam beragama di masyarakat Kudus.
”Kami bersyukur, hingga detik ini Kudus sebagai Kota Santri masih sangat aman dari isu intoleransi maupun radikalisme,” kata Mundakir, usai melaksanakan Hari Alam Bhakti ke-74 di MAN 2 Kudus, Sabtu, (4/12).
Menurutnya, ada beberapa hal yang melatarbelakangi Kudus masih aman dari kedua isu tersebut. Antara lain di Kudus masih terdapat banyak kiai yang taraf keilmuannya tinggi. Ketokohan dari para kiai itulah yang membuat masyarakat setempat tetap tawadu’ dengan fatwa-fatwa yang disampaikan.
Selain itu, pihaknya menilai, masyarakat di Kudus telah memiliki pemikiran dewasa dalam hal beragama dan bernegara. Jadi, ketika ada paham radikal yang menentang antara agama dan negara, mereka tidak tertarik untuk mengikutinya. ”Faktanya, masyarakat kita telah dewasa dan matang dalam beragam dan bernegara,” terangnya.
Plt Bupati Kudus H.M. Hartopo mengatakan, bahwa kedua isu yang di daerah-daerah lain menjadi faktor pertikaian, tidak bisa menggoyahkan keutuha bermasyarakat di Kota Kretek. Tentu ini menjadi nilai lebih agar bisa menjadi percontohan daerah-daerah lain.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat Kudus, agar tetap berhati-hati dengan paham-paham baru yang mengarah kepada radikalisme. Untuk itu, Hartopo mengajak upaya ini melalui lingkungan keluarga.
”Keluarga menjadi penanggungjawab paling utama. Kita harus memastikan anak-anak tidak salah pergaulan,” tegasnya.