Jakarta – Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, melalui
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) berupaya meningkatkan
peran tokoh agama guna memperkuat kerukunan umat beragama di daerah
setempat.
Tujuannya tak lain untuk memperkuat toleransi antarumat beragama serta
memastikan Gumas selalu moderat, kata Penjabat (Pj) Bupati Herson B
Aden melalui Kepala Badan Kesbangpol Sugiarto di Kuala Kurun, Rabu
(17/7).
“Pembinaan kerukunan umat beragama tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah, namun juga berbagai pihak lainnya termasuk tokoh agama,”
sambung dia.
Pemkab Gumas pun berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan peran
tokoh agama, guna memperkuat kerukunan umat beragama. Tokoh agama yang
dimaksud adalah mereka yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) kabupaten.
FKUB Gumas telah terbentuk sejak beberapa waktu lalu. Forum ini
terdiri dari sejumlah tokoh agama dari berbagai agama yang ada di
kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’.
Dalam upaya meningkatkan peran tokoh agama memperkuat kerukunan umat
beragama, Badan Kesbangpol Gumas telah melakukan sosialisasi kerukunan
umat beragama, dengan melibatkan FKUB dan pemangku kepentingan
lainnya. Sosialisasi dilakukan di Kecamatan Manuhing pada Kamis
(11/7).
Sementara itu, Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan
Ekonomi Sosial Budaya Nasional dan Agama di Badan Kesbangpol Gumas,
Tety Yusnani menyampaikan, sosialisasi tersebut bertujuan untuk
menyatukan persepsi tentang perlunya kerukunan antarumat beragama.
“Tujuan lainnya adalah memfasilitasi FKUB Gumas untuk melakukan dialog
aktif bersama para kepala desa, lurah, anggota Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), serta para tokoh di wilayah Kecamatan Manuhing,” papar
dia.
Sosialisasi, sambung dia, dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari
kepala desa, lurah, anggota BPD, serta para tokoh di Kecamatan
Manuhing. Sebagai narasumber yakni dari Kementerian Agama Gumas dan
FKUB Gumas.
“Ke depan kami berharap kerukunan umat beragama di Kalteng, khususnya
Gumas dapat lebih meningkat, dan umat beragama tidak mudah dipengaruhi
oleh pihak luar, terutama pengaruh yang bernuansa perpecahan,”
demikian Tety.