Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak para dai dan penceramah untuk membersihkan residu-residu perpecahan pasca-Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lewat mimbar-mimbar keagamaan maupun media sosial.
“Tugas kita konsentrasi untuk menyatukan umat,” ujar Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis di Jakarta, dalam keteranganya di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Pernyataan ini disampaikan dalam Halaqah Dakwah bertajuk: “”Merajut Ukhuwah dan Persatuan Umat Melalui Dakwah” di Aula Buya Hamka, Kantor MUI Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).
Kiai Cholil memandang pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik dan lancar. Namun ia menyayangkan narasi-narasi negatif yang muncul sebelum pencoblosan masih terasa hingga saat ini.
Maka dari itu kepada penceramah dan dai, dia mendorong agar bersama-sama dengan MUI menghilangkan residu-residu yang dapat memecah belah bangsa.
Menurutnya, persatuan umat dan bangsa harus menjadi agenda utama setelah pemilu ini. Sementara aspek politik yang saat ini tengah berjalan, kata dia, biarkan diproses oleh mereka yang terlibat dalam kontestasi.
“Tugas kita yang penting masyarakat damai tetap bersatu, bisa bekerja dengan baik tanpa terganggu apapun,” kata Cholil Nafis.
Dia juga mendorong kepada dai/penceramah untuk menjadikan politik sebagai sarana memasukkan ide-ide baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan mencapai kekuasaan.
“Tujuan kita di dalam berdakwah itu adalah politik keadaban, membangun bangsa yang baik, bangsa yang adil, bangsa yang hukum, yang sejahtera,” kata Cholil Nafis.
Ajakan yang sama disampaikan Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi. Dia mengajak seluruh para dai untuk menjadi juru damai pascapelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Penting kita lakukan karena walaupun pelaksanaan Pemilu 2024 alhamdulillah berjalan baik, lancar dan damai,” kata kiai Ahmad Zubaidi.
Kiai Ahmad Zubaidi menambahkan, berjalannya Pemilu 2024 juga masih menyimpan berbagai hal salah satunya potensi perpecahan.
Untuk itu, Kiai Zubaidi menekankan peran dai untuk menjadi juru damai agar perpecahan di masyarakat tidak terjadi.
“Dai menyatukan umat. kita gak terlalu masuk aspek politisnya. Biarkan politisnya diproses oleh para kontestan (Pemilu). Tugas kita (dai), masyarakat damai, bersatu, dapat bekerja dengan baik itu concern kita,” kata dia menegaskan.