Istanbul – Keputusan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memasukan kelompok pemberontak Tahrir al-Sham di Suriah sebagai organisasi teroris. Untuk itu pemerintah di Damaskus telah menyiapkan serangan di Suriah barat laut, tempat kelompok tersebut berada.
Menurut surat keputusan itu, Lembaran Negara yang dikeluarkan sudah sesuai dengan keputusan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), pada Juni untuk menambahkan Tahrir al-Sham ke dalam daftar orang atau organisasi yang asetnya akan dibekukan karena berkaitan dengan kelompok ekstrimisme Al-qaeda dan ISIS.
Pengumuman tersebut terjadi sebelum serangan, yang akan dilancarkan tentara Suriah. Kawasan tersebut merupakan rumah bagi hampir 3 juta orang di perbatasan dengan Turki.
Tahrir al-Sham yang sebelumnya bernama Nusra Front, adalah persekutuan kelompok sangat kuat di Idlib, kantung paling besar dan terakhir yang dikuasai pemberontak di luar kendali Presiden Suriah Bashar al-Assad, demikian Reuters melaporkan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menanggapi pernyataan Rusia dan Suriah mengenai operasi militer di Idlib untuk mengusir pemberontak. Dia mengatakan akan menjadi bencana besar bila solusi militer digunakan di Idlib kendati di sana banyak kelompok militan.
Ankara, yang memiliki tentara dalam jumlah relatif kecil di Idlib, telah memperingatkan sebuah serangan dapat mendorong gelombang baru pengungsi.
“Penting bagi kita semua untuk menetralkan kelompok radikal itu. Tapi, kita harus tetap membedakan warga dari kelompok teroris.