Pemerintah Sudan Sita Lahan Pertanian Milik Osama bin Laden

Khartoim – Komite Pencabutan Kuasa, Antikorupsi, dan Pemulihan Aset di Sudan mengumumkan penyitaan sebuah lahan pertanian milik mantan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden. Selain itu, tanah milik para pejabat rezim mantan Presiden Omar al-Bashir juga akan disita.

Dikutip dari Middle East Monitor, anggota komite Salah Manna menjelaskan bahwa negara telah mengalihkan sebuah lahan pertanian milik bin Laden yang telah disita dari salah satu pejabat rezim sebelumnya. Manna menyebut adanya penyitaan perusahaan Holborn yang berafiliasi dengan Pasukan Pertahanan Populer (PDF). Perusahaan itu bekerja untuk menampung dan mendistribusikan dana ke sayap rezim yang tak berfungsi.

Sementara itu, anggota komite wagdi Saleh membeberkan adanya rekening yang berisi ratusan juta mata uang asing di Islamic Solidarity Bank of Sudan. Rekening itu menerima dana dari 2 mantan gubernur Bank Sentral Sudan yang biasa menjual mata uang asing di pasar gelap kepada para pendukung rezim sebelumnya. Mantan presiden dan kantornya pun mendapat bagian keuntungan 30 persen.

Saleh mengindikasikan bahwa komite tersebut telah mengalihkan ribuan hektare dan bidang tanah dari para pemimpin rezim sebelumnya.

Tak hanya itu, diumumkan juga bahwa 30 duta besar di Kementerian Luar Negeri diberhentikan karena hubungan mereka dengan rezim sebelumnya.

Sejak jatuhnya rezim al-Bashir pada April 2019, komite telah aktif menyita miliaran dolar, tanah, dan properti dari para pemimpin rezim tersebut.

Sementara itu, bin Laden tinggal di Sudan pada 1990an dan menjadi alasan di balik keputusan Washington untuk memasukkan Khartoum ke dalam daftar hitam. Mohamed Ismat, pemimpin Pasukan Kebebasan dan Perubahan yang memimpin gerakan rakyat melawan al-Bashir, membenarkan bahwa selain dana yang disita oleh negara, para pemimpin rezim tersebut memiliki sekitar USD 64 miliar (Rp905 triliun) di bank-bank di luar negeri.