London – Polisi Kontra Terorisme (CTP) Inggris dalam laporannya mengatakan, dampak Covid-19 berupa isolasi sosial dan peningkatan ekstremisme yang penuh kebencian secara online menciptakan “badai yang sempurna”. Ini, jelas CTP, membuat lebih banyak anak muda rentan terpapar radikalisme.
Menurut CTP, dalam laporanya mengatakan bahwa antara 1 Januari 2019 hingga 30 Juni 2020, 17 anak telah ditangkap terkait dengan pelanggaran terorisme dan beberapa di antaranya masih berusia 14 tahun.
“Dalam periode waktu yang sama, lebih dari 1.500 anak di bawah usia 15 tahun dirujuk ke program Prevent untuk membantu mereka memilih jalan yang berbeda, jauh dari kebencian dan kekerasan,” ucap CTP, seperti dikutip Xinhua, Kamis (19/11).
Kepala Polisi Penanggulangan Terorisme Inggris, Asisten Komisaris Neil Basu menggaungkan kembali laporan CTP. Dia mengatakan, pihaknya melihat lebih banyak anak muda tertarik pada aktivitas teroris.
“ACT Early, situs web pengamanan baru, memberikan saran, panduan, dan dukungan bagi siapa saja yang khawatir bahwa seseorang yang mereka kenal mungkin berisiko mengalami radikalisasi,” kata Basu.
“Covid-19 berarti bahwa orang-orang yang rentan menghabiskan lebih banyak waktu terisolasi dan online, dan dengan lebih sedikit faktor pelindung yang dapat disediakan oleh sekolah, pekerjaan, teman dan keluarga,” tukasnya. (HP)