Pembumian Pancasila dengan Tiga Dimensi Agar Miliki Nilai Sistematis,
Fundamental, dan Holisitik

Jakarta – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dibentuk pada
tahun 2018 untuk membantu Presiden dalam melaksanakan pembinaan
ideologi Pancasila berupaya membumikan Pancasila dalam tiga dimensi
yaitu pengetahuan, keyakinan dan keteladanan.

Hal itu dikatakan Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi
Pancasila (PIP) Aris Heru Utomo dalam rilisnya, Sabtu (8/6/2024). Ia
mengatakan pembumian Pancasila sebagai pengetahuan dilakukan agar
menjadi suatu pengetahuan yang memiliki nilai-nilai yang sistematis,
mendasar (fundamental), dan holistik. Tujuannya agar Pancasila dapat
dipelajari dan diajarkan kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia,
baik melalui pendidikan formal, informal dan non-formal.

Pernyataan itu Aris diungkapkan saat menjadi nara sumber dalam acara
“Pancasila Talk Show” di Jakarta, Kamis (6/6/2024). Menurutnya,
membumikan Pancasila sebagai keyakinan dilakukan dengan mengusahakan
agar nilai-nilai Pancasila meresap dalam hati, diyakini keberadaannya
dan dapat diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara sehari-hari.

Acara “Pancasila Talk Show’ dilaksanakan dalam rangka memperingati
Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 dan hari lahir Proklamator
Kemerdekaan Republik Indonesia dan penggali Pancasila, Sukarno.
Sementara membumikan Pancasila sebagai keteladanan ditunjukkan lewat
sikap dan perilaku berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang dapat
menjadi panutan.

“Harus diakui bahwa upaya membumikan Pancasila dalam tiga dimensi
yaitu sebagai pengetahuan, keyakinan dan keteladanan, belum sepenuhnya
berjalan dengan baik. Meski kita sudah menjadi negara yang merdeka dan
berdaulat, Pancasila masih sekedar cita-cita, belum teraktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama sila ke-5 yang juga harus diakui
masih seperti anak yatim” papar Aris.

“Tapi seperti dikatakan Bung Karno dalam pidatonya di depan Sidang
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) tanggal 1 Juni
1945, kemerdekaan adalah satu jembatan emas dan diseberangnya jembatan
itulah dilakukan penyempurnaan masyarakat, maka upaya membumikan
Pancasila di dalam tiga dimensi perlu terus dilakukan secara bergotong
royong oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa kenal lelah
memperjuangkan Indonesia,” jelas Aris.

Aris menyampaikan bahwa BPIP telah melakukan upaya untuk mengembalikan
Pancasila ke ruang publik, antara lain dengan mendorong kembalinya
pendidikan Pancasila ke pendidikan formal. BPIP berhasil mendorong
Kemendikbudristek untuk mengembalikan mata pelajaran pendidikan
Pancasila sebagai mata pelajaran wajiub di pendidikan formal melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 tentang standar nasional
pendidikan.

“Bersama Kemendikbudristek, BPIP juga berhasil menyusun Buku Teks
Utama (BTU) Pendidikan Pancasila yang secara resmi diluncurkan bersama
pada Agustus 2023 oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP, Menteri Koordinasi
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi,” tegas Aris.

“Tidak hanya menyusun BTU Pendidikan Pancasila, BPIP juga terus
mengawal dan mendorong penerapannya sebagai gerakan nasional yang
strategis untuk kemajuan pendidikan bangsa Indonesia. BPIP terus
mendorong dilakukannya kolaborasi yang kuat hingga lintas sektoral
sebagai bentuk gotong royong dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,”
pungkas Aris.