Baghdad – Presiden Irak Barham Salih mengatakan, pemberantasan terorisme membutuhkan komitmen global untuk negara-negara yang berisiko terkena dampak tindakan ekstrimis tersebut.
Hal itu dilontarkan Presiden Irak pada pertemuan di Baghdad dengan Jenderal Angkatan Darat AS Joseph Votel, kepala Komando Pusat AS, Minggu (17/02) waktu setempat.
“Penghapusan terorisme sekali dan untuk semua membutuhkan kerja sama dan komitmen oleh komunitas internasional dalam mendukung dan menopang negara-negara yang terkena dampak dan rekonstruksi mereka,” kata Barham Salih, seperti dikutip CGTN, Senin (18/02).
Salih menyoroti pentingnya mengembangkan kerja sama keamanan dan militer antara Irak dan Amerika Serikat, serta membahas kontribusi AS untuk mempersenjatai dan meningkatkan kemampuan militer pasukan keamanan Irak.
Baca juga : Dua Polisi Tewas Kena Bom Saat Bekuk Terduga Teroris Di Kairo
Sementara itu, Votel memperbarui komitmen negaranya untuk mendukung Irak dan mengembangkan kemampuan pasukan keamanan Irak, dengan melatih dan mempersenjatai mereka.
Kedua pihak menegaskan pada pertemuan itu bahwa kehadiran pasukan apa pun sebagai dukungan untuk menghadapi terorisme adalah atas undangan pemerintah Irak dan dalam tujuan yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Votel juga mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi, yang juga panglima pasukan Irak, dan keduanya membahas kerja sama dalam perang melawan kelompok ISIS, serta pelatihan pasukan Irak.
Dalam pertemuan tersebut, mereka juga membahas niat pemerintah Irak untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas dan rekonstruksi kota-kota yang dibebaskan, di samping upaya untuk menghilangkan sisa-sisa Daesh (kelompok ISIS) di Suriah.
Sebelumnya, laporan media asing mengatakan bahwa Votel diperkirakan akan berdiskusi dengan para pejabat di Baghdad mengenai dampak penarikan AS dari Suriah di Irak, di mana gerilyawan militan ISIL telah memulai taktik perang gerilya setelah kehilangan benteng di negara itu.
Lebih dari 5.000 tentara AS telah dikerahkan di Irak untuk mendukung pasukan Irak dalam pertempuran melawan gerilyawan ISIS, terutama dengan memberikan pelatihan dan memberi nasihat kepada pasukan Irak.
Pasukan adalah bagian dari koalisi internasional pimpinan AS yang juga telah melakukan serangan udara terhadap target ISIS di Irak dan Suriah.