Bogor – Penyebaran paham radikal terorisme melalui dunia maya selama ini masih saja terjadi. Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat biasa, aparat pemerintah pun, baik dari ASN, TNI hingga Polri juga tak luput dari paparan paham ini. Oleh karena itu penguatan dan pengetahuan terkait radikalisme terorisme terhadap aparat khususnya di lingkungan TNI-AD harus terus dilakukan
Hal ini agar aparat TNI-AD khususnya di satuan kewilayahan dapat memiliki ketahanan dan kewaspadaan agar paham tersebut tidak menyebar terhadap diri prajurit dan keluarganya pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. Tak hanya itu, jajaran aparat satuan di kewilayahan diharapkan juga dapat memiliki fungsi cegah dan deteksi dini terhadap potensi penyebaran paham radikal terorisme tersebut.
Hal itu diungkapkan Komandan Komando Resort Militer (Danrem) 061/Suryakancana (SK), Brigjen TNI Agus Subiyanto, SE, M.Si dalam arahannya saat memberikan sambutan kepada jajaran prajurit Korem 061/SK, Kodam III/Siliwangi di acara Pembekalan Pencegahan Paham Radikal Terorisme bagi Prajurit TNI-AD dan keluarganya yang berlangsung di Balai Suryakancana, Korem 061/SK, Bogor, Selasa (25/8/2020).
Acara yang digelar oleh Staf Intelijen Angkatan Darat (Sintelad) terhadap prajurit Kodam III/Siliwangi khususnya Korem 061/SK beserta satuan jajaran dibawahnya ini menghadirkan narasumber dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat (Disbintalad)
“Kegiatan pembekalan pencegahan radikaslisme ini merupakan program dari TNI-AD, yang bertujuan untuk cegah dini radikalisme dalam tubuh TNI-AD khususnya Korem 061/Suryakancana. Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk lebih menguatkan rasa nasionalisme prajurit kepada negara dan bangsa agar tetap tegak dan utuhnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” ujar Danrem 061/SK, Brigjen TNI Agus Subiyanto.
Lebih lanjut alumni Akmil tahun 1991 yang pernah menjabat sebagai Wadan Pussenif Kodiklatad ini mengatakan, kegiatan ini juga dimaksudkan agar terwujudnya kesadaran tentang arti pentingnya pemahaman terhadap bahaya Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme di dalam tubuh TNI AD yang sudah solid ini.
“Tentunya agar tidak mudah di pecah belah dan di adu domba baik melalui isu Suku, Agama, Ras dan Golongan serta peningkatan pemahaman Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan demi menjaga keutuhan NKRI,” kata mantan Danrem 132/Tadulako yang dalam karir militernya banyak dihabiskan di satuan pasukan ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini mengakhiri.
Sementara itu Asisten Intelijen Kepala Staf Angkatabn Darat (Asintel KSAD), Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko, SE, MM, dalam sambutannya yang dibacakan Waasintel KSAD bidang Pembinaan Intelijen, Brigjen TNI Sudarji menjelaskan bahwa radikalisme adalah suatu ideologi, gagasan atau paham dengan cara ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ekstrim. Karena kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat serta secara drastis yang bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.
“Namun pada perkembangan, radikalisme dalam era globalisasi ini semakin meningkat ditambah dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat banyaknya gerakan paham radikal muncul terutama dalam media sosial. Hal ini merupakan peluang bagi kelompok radikal untuk melakukan perekrutan, propaganda dan aksi-aksi lainnya melalui internet,” ujar Brigjen TNI Sudarji.
Mantan Wakil Komandan Pusat Intelijen Angkatan Darat (Wadan Pusintelad) ini mengatakan bahwa sejalan dengan itu maka di dalam tubuh TNI khususnya TNI AD juga berupaya agar personel di jajarannya tidak terpapar paham radikal, sehingga perlu diambil langkah pencegahan mulai dari proses rekruitmen prajurit.
“Karena penyebaran paham radikal tidak hanya menyasar kepada masyarakat biasa, pegawai lembaga negara, bahkan juga dapat menyusup dalam diri personel TNI AD maupun keluarganya. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahaya paham radikal mutlak dibutuhkan sehingga dapat menjadi penangkal bagi diri sendiri maupun keluarga,” ujar mantan Asintel Kasdam III/Siliwangi ini
Maka dari itu menurut mantan Dirbindiklat Pusintelad ini, kegiatan Kontra Radikalisme ini diperlukan sebagai upaya untuk penanaman nilai-nilai nasionalisme serta nilai-nilai non kekerasan. “Sehingga diharapkan dapat terwujud pemahaman tentang bahaya penyebaran radikalisme bagi personel TNI AD dan keluarga,” kata perwira tinggi yang dalam karir militernya banyak dihabiskan di satuan pasukan ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini.
Untuk itu di akhir sambutannya Brigjen Sudarji pun menekan beberapa hal yang perlu dipedomani dan dilaksanakan oleh prajurit yang mengikuti pembekalan tersebut diantaranya agar para peserta dapat prajurit TNI AD yang memiliki integritas dengan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta memegang teguh Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
“Ikuti kegiatan pembekalan dengan motivasi dan semangat tinggi, sehingga informasi dan pengetahuan yang diberikan dapat dipahami dan dipedomani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu sosialisasikan pemahaman yang diperoleh tentang bahaya radikalisme melalui kegiatan pembekalan ini kepada keluarga maupun masyarakat sekitar tempat tinggal masing-masing, sehingga dapat meminimalisir penyebaran radikalisme di Indonesia,” kata mantan Komandan Kodim 0718/Pati ini mengakhiri
Acara pembekalan yang diikuti 100 prajurit di jajaran Korem 061/SK ini dihadiri pula Kepala Staf Korem (Kasrem) 061/Sk, Kolonel Inf Deddy Suryadi serta para Kepala Seksi (Kasi), Danyonif 315/Garuda dan prajurit satuan jajaran dibawahnya.
Para narasumber yang memberikan materi pada pembekalan ini yakni Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko dan Kolonel Inf. Eko Astono J. Kalimantoro dari Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat (Disbintalad) .
Selain untuk jajaran Korem 061/SK, dua kegiatan serupa bagi jajran Kodam III/Siliwangi ini diselenggarakan di Markas Kodam III/Slw, Bandung, dengan narasumber dari BNPT yakni Kasubdit Pengawasan, Chairil Anwar, SH, MH,. Sedangkan lokasi lain yakni di Markas Korem 063/Sunan Gunung Jati, di Cirebon yang diikuti jajaran prajurit dibawahnya dengan narasumber Kasubdit Pengamanan Lingkungan (Pamling) BNPT Kolonel Czi. Rahmad Suhendro.