Kabul – Pemerintah Afghanistan, Senin (6/7/2020) mengumumkan tidak akan membebaskan 600 tawanan dari daftar 5.000 orang yang dituntut Taliban agar dibebaskan, sebagai syarat untuk memulai perundingan dengan kelompok-kelompok Afghanistan lain. Perundingan itu bertujuan meraih kesepakatan politik guna mengakhiri konflik puluhan tahun.
Sediq Sediqi, juru bicara Presiden Ashraf Ghani dikutip dari voaindonesia mengatakan, dalam konferensi pers di Kabul bahwa ke-600 tawanan itu ditangkap karena keterlibatan mereka dalam berbagai aktivitas kriminal sebelumnya, bukan karena afiliasi mereka dengan Taliban. Para pejabat Afghanistan lain menggambarkan para tawanan itu sebagai kriminal yang terlibat dalam perampokan bersenjata, pembunuhan, korupsi dan penyelundupan narkoba.
Sediqi mengatakan sebuah perjanjian antara Taliban dan AS pada Februari mengatur pembebasan hampir 5.000 tawanan Taliban, tapi tidak merincikan siapa saja. Perjanjian penting itu membuka jalan bagi AS untuk mulai menarik pasukannya dari Afghanistan, negara dimana Taliban berperang sejak 2001.
Perjanjian itu menyebut soal pembebasan para tawanan dari kedua pihak, yaitu hampir 1.000 pasukan keamanan Afghanistan yang ditahan Taliban dan hampir 5.000 militan Taliban yang ditahan pemerintah.
Sementara pemerintah Afghanistan menganggap pembebasan tawanan sebagai kemajuan bagi perundingan, Taliban berkeras bahwa itu merupakan syarat utama, sehingga bisa menunda dimulainya proses perundingan.