Pelibatan Siswa dan Guru Diperlukan Untuk Mencegah Paham Radikal Terorisme di Sekolah

Jakarta – Beberapa pengamat terorisme dan intelijen melihat bahwa kaum muda dijadikan sebagai benih-benih pemikiran yang menjadi jalan untuk masuknya paham-paham keagamaan yang radikal dan mengarah kepada gerakan dan aksi-aksi terorisme.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LAKIP) menunjukkan bahwa hampir 50% pelajar menyetujui tindakan radikalatas nama agama. Untuk itu upaya pencegahan terhadap bahaya paham radikalisme dan terorisme dilembaga pendidikan yang dapat dilakukan adalah dengan pelibatan siswa dan guru.

Hal tersebut diungkapkan Dr. Andi Intang Duung selaku Kasubdit Kewaspadaan pada Direktorat Pencegehan Kedeputian I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada acara penganugerahan gelar Grand Final Lomba Video Pendek BNPT bertema Kita Boleh Beda yang digelar di Gedung Film Usmar Ismail, Kuningna, Jakarta, Jumat (25/11/2016) malam.

“Salah satunya yaitu melibatkan masyarakat pendidikan menengah dengan mengadakan lomba pembuatan video pendek bagi pelajar pendidikan menengah dan dialog film tentang pencegahan paham radikal terorisme,” ujar Andi Intang dalam laporan sambutannya.

Dijelaskannya, lomba video pendek yang telah digelar ini bertujuan untuk: menggalang semangat pelajar sekolah menengah atas atau sederajat dalam pencegahan terorisme dan radikalisme, membangun daya tangkal pelajar dalam menghadapi penyebaran ideologi radikal terorisme dan sebagai media kreatif dalam mengkampanyekan pencegahan radikalisme dan terorisme, melindungi generasi muda dari ancaman dan propaganda radikal terorisme, dan meningkatkan jiwa nasionalisme untuk terwujudnya Indonesia damai melalui kreatifitas para pelajar.

“Harapannya tumbuhnya kesadaran para pemuda dan perempuan khususnya siswa sekolah menengah umum dan sederajat betapa pentingnya hidup damai dalam bingkai NKRI serta menumbuhkan kesadaran pentingnya rasa kebangsaan dan nasionalisme dikalangan Pemuda dan Perempuan,” ujarnya.

Lebih lanjut Andi Intang menjelaskan bahwa lomba video pendek tersebut sudah dilaksanakan di 32 Provinsi dengan mitra strategis Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dengan jumlah total 640 video yang diunggah dimedia sosial yang dapat dilihat di youtube dengan hashtag kita boleh beda.

“Pada akhir november 2016, video karya peserta sudah memiliki viewer 20.000 dengan keseluruhan video bertotal 640 sehingga keseluruhan sudah 12.800.000 orang yang sudah mengklik dan menyaksikannya. Angka tersebut diharapkan membantu dalam upaya kampanye cyber war, memerangi radikalisme dan terorisme di dunia maya,” ujarnya

Dihadapan Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius dan para undangan lainnya, Adni Intang menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah didahului dengan rangkaian kegiatan lomba video pendek tingkat provinsi dan dialog film mulai dari Jawa Barat tanggal 18 April 2016 dan berakhir di Medan tanggal 18 November 2016 lalu

“Selain lomba video pendek, juga dilaksanakan diskusi film sebagai media gagasan damai dengan judul Trasformasi Paham Radikal dikalangan Pemuda dan Perempuan,” ujarnya mengakhiri sambutannya