Gorontalo, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) melaksanakan Dialog pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam pencegahan terorisme, bertempat di LPPM IAIN S.Amai, Gorontalo (27/09/2017). Kegiatan ini dihadiri 200 mahasiswa yang aktif dalam kegiatan dakwah di kampus-kampus se provinsi Gorontalo.
Dalam sambutannya, FKPT Gorontalo diwakili oleh Kabid Pemuda dan Perempuan Prof. Dr. Ani Hasan mengatakan kegiatan ini melibatkan ratusan mahasiswa yang aktif di lembaga dakwah kampus. Dengan kegiatan ini para mahasiswa dapat menerima informasi langsung dari para narasumber yang berkompeten seputar perkembangan radikalisme dan terorisme.
LDK lahir pada era 80-an ketika pemerintah memberlakukan Normalisasi Kehidupan Kampus dan lebih mengedepankan aktifitas akademik. Mahasiswa kemudian menjadikan masjid sebagai pusat-pusat kajian. Fungsi LDK adalah sebagai pembinaan umat di kampus, mediator antar kepentingan mahasiswa dengan pimpinan dan eksternal serta menjadi artikulator atau penyampai aspirasi dan fasilitator pengkajian agama.
Hadir juga sebagai narasumber pada kegiatan Dr. Arfan Tilome, Kemenag Provinsi Gorontalo. Ia menegaskan adanya kegiatan ini bukan menuding LDK ada gerakan radikalisme, tetapi lebih bersifat pencegahan, dan berharap LDK berada dalam garda terdepan kegiatan dakwah sampai ke masyarakat.
Yang menarik dari kegiatan ini adalah kehadiran Nasir Abbas selaku mantan narapidana terorisme. Pada paparannya Abbas memberikan testimoni kepada seluruh pesera dengan menceritakan pengalamannya terjebak dalam paham radikal dan masuk dalam jaringan organisasi teror, seperti NII dan Jamaah Islamiyah (JI).
Nasir memberikan tips pencegahan kepada peserta dialog yakni, respon dari dalam diri, selalu bertanya bagaimana jika itu terjadi pada diri dan keluarga sendiri, apakah sudah benar sesuai agama dan kemanusiaan, dan respon dari luar; bersikap kritis, membudayakan sharing (berbagi cerita) terhadap semua informasi yang didapatkan. Hal yang paling penting dan menjadi kunci, menurut Abbas, keyakinan bahwa Indonesia adalah Negara yang Baik dan Sah bagi Umat Islam.
Acara yang berlangsung sejak pukul 07.00 WITA ini dihadiri juga oleh narasumber berkompeten lainnya di antaranya Perwakilan dari Polda Gorontalo, Dir Intel Polda Gtol, Kombes Djamal Ahmad Yani, SH,I, perwakilan Rektor IAIN S. Amai Gorontalo, Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Said Subhan Posangi, dan wakil rektor Bid Kemahasiswaan IAIN S. Amai Gorontalo, Dr. Said Subhan Posangi, MA.