Rejang Lebong – Wakil Bupati Rejang Lebong, Bengkulu, H. Iqbal Bastari, sepakat bahwa terorisme adalah persoalan ideologi. Mereka yang terjerat di dalamnya tengah mengalami ketersesatan dan perlu diajak kembali ke jalan yang benar.
Demikian dikatakan Iqbal saat menyamaikan sambutan di pembukaan kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme di Hotel Griya Anggita, Kamis (31/5/2018). Sebanyak 120 orang penyuluh agama dari Rejang Lebong dan sekitarnya dihadirkan untuk diberikan penguatan dan pelatihan seputar pencegahan radikalisme dan terorisme.
“Tugas bapak dan ibu (penyuluh agama) sekalian untuk menarik mereka kembali (ke jalan yang benar), karena sesungguhnya mereka yang ada di LP (pelaku yang ditangkap) sedang tersesat,” kata Iqbal di hadapan penyuluh agama.
Iqbal meyakini, tidak ada satupun ajaran dalam agama, baik Islam maupun non Islam, yang mengajarkan dibolehkannya melakukan kekerasan yang mencederai orang lain. “Agama kita adalah agama yang mengajarkan cinta kasih, agama apapun itu. Demikian juga manusia (penganut agama), tidak ada yang jahat karena pada dasarnya manusia dilahirkan dalam fitrah yang suci,” tambahnya.
Sementara terkait radikalisme sebagai akar terjadinya terorisme, Iqbal berpendapat dipicu oleh munculnya kutub-kutub pemikiran dalam beragama. Hal ini dinilainya sebagai pemicu eksklusifitas beragama yang pada prosesnya menjadikan orang tidak bisa saling menghargai.
“Maka saran saya jangan melahirkan kutub-kutub dalam perspektif berfikir kita,” tegas Iqbal.
Di akhir sambutannya Iqbal mewakili Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menyampaikan apresiasinya atas kegiatan pencegahan radikalisme dan terorisme di daerah. Dia juga mengajak penyuluh agama bekerja secara maksimal. “Kami tidak bisa sendiri mengatasi radikalisme dan terorisme. Peran bapak dan ibu (penyuluh agama) sangat dibutuhkan,” pungkasnya.
Kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme di Rejang Lebong terselenggara atas kerjasama BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bengkulu. Dalam kegiatan ini penyuluh agama diberikan pelatihan menulis naskah dakwah yang mengedepankan penggunaan ayat-ayat pemupuk perdamaian.
Kegiatan ini sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018. [shk/shk]