Singkawang – Pola pemahaman berpikir kelompok teroris yang membawa agama dalam aktivitasnya sulit dipahami. Pasalnya, tak ada satu agama pun yang mengajarkan umatnya untuk membunuh orang lain. Kesulitan lainnya lagi untuk dipahami adalah jika aksi terorisme tersebut kemudian dikaitkan dengan paham ideologi.
“Ideologi tak melihat agama dan status orang. Pelaku teroris itu adalah oknum yang ingin mencari pembenaran,” kata Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan, kepada awak media di Singkawang, Selasa (31/7).
“Yang jelas teroris atau radikalisme di Indonesia itu tidak diperkenankan. Bangsa Indonesia antiteroris, antiradikalisme,” tambahnya lagi sebagaimana dikutip tribunsingkawang.
Ditambahkan, untuk mencegah penyebaran paham radikal dan aksi terorisme, Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang sudah melakukan berbagai upaya antisipasi. Selain melakukan pencegahan administrasi hingga ke tingkat kelurahan, Pemkot Singkawang juga menyurati aparat sampai tingkat kelurahan agar melakukan pembinaan teritorial atau kewilayahan.
“TNI dan Polri melakukan patrol gabungan ke wilayah-wilayah yang mungkin rawan dan perlu mendapat pengawasan,” jelas Irwan.
“Kita juga selalu ingatkan warga terhadap pendatang baru agar terdata secara administrasi,” Irwan mengakhiri pernyataan.