Tasikmalaya – Di jaman sekarang ini para pelaku teroris dalam melakukan aksinya sudah merubah polanya dari cara konvensional seperti menggunakan bom atau senjata api ke cara yang lebih luas lagi yaitu menggunakan bahan-bahan atau unsur-unsur Kimia, Biologi, Radiologi dan Nuklir atau biasa disingkat KBRN.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Utama (Sestama) BNPT, Mayjen TNI. R. Gautama Wiranegara saat membuka acara Pembekalan dan Sinergisitas Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah dalam Mengantisipasi Terjadinya Aksi Teroris se-wilayah Kabupaten/Kota Tasikmalaya, Jawa Barat di Hotel Santika, Tasikmalaya, Selasa (23/02/2016)
“Karena bahan-bahan tersebut sudah banyak diperjual-belikan secara bebas dan tentunya ini menjadi tantangan kita kedepan. Kondisi tersebut tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja,” ujar Komjen Pol Saud Usman Nasution.
Oleh sebab itu menurut Kepala BNPT, negara Indonesia dengan segenap komponennya termasuk Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah Saudara-saudara mempunyai tanggungjawab terhadap kelangsungan dan keutuhan NKRI dari ancaman atau gangguan kelompok radikalisme dan terorisme, baik yang menggunakan bom, senjata api maupun bahan-bahan kimia (KBRN).
“Jadi pembekalan materi intel dasar bagi para Bhabinkamtibmas, Babinsa dan para Lurah dalam rangka mengantisipasi terjadinya aksi terorisme menjadi sangat penting dan strategis,” katanya.
Apalagi menurut Saud, aksi radikalisme dan terorisme ini belum akan berakhir bilamana tujuan kelompok-kelompok tersebut untuk membentuk Daulah Islamiah atau Khalifah dimuka bumi termasuk Indonesia belum terwujud. “Dan mereka akan terus melakukan aksi baik yang terselubung maupun yang terang-terangan,” katanya.
Untuk itu menurut pria yang pernah menjadi Kapolda Sumatera Selatan dan Wakabareskrim Mabes Polri ini mengungkapkan kalau peran para Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah ditingkat wilayah sangat penting dan strategis dalam menangkal semua gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia. Apalagi termasuk banyaknya WNI yang sudah menyatakan bergabung dengan ISIS maupun mereka yang kembali ke Indonesia.
“Untuk itu melalui kegiatan ini diperlukan peningkatan koordinasi dan sinergitas segenap komponen masyarakat termasuk antar kesatuan, pejabat ditingkat daerah mulai dari RT, RW, Lurah/Kepala Desa maupun para Camat sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing,” ujarnya.
Alumni Akademi Kepolisan (Akpol) 1982 ini memberikan contoh pada saat kejadian bom di Jalan Thamrin Jakarta pada pertengahan bulan Januari 2016 lalu juga terjadi penembakan terhadap anggota kepolisan yang sedang bertugas di Jalan Thamrin tersebut dan dibeberapa tempat termasuk di wilayah Tasikmalaya.
“Untuk itu pada kesempatan yang baik ini saya mengajak Saudara-suadara untuk meningkatkan kewaspdaan dan sinergitas seluruh aparat ditingkat wilayah dan jangan memberikan kesempatan atau ruang gerak bagi kelompok radikalisme maupun terorisme berkembang di wilayah Tasikmalaya ini,” ujarnya mengakhiri sambutannya.
Seperti diketahui sebanyak 212 peserta baik dari Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Lurah/Kepala Desa se wilayah Kabupaten/Kota Tasikmalaya telah mengikuti acara tersebut. Hadir pula dalam pembukaan acara tersebut yakni Danrem 062/Tarumanegara Kolonel Inf.Sudarmadi, Walikota Tasikmalaya, Drs. H. Budi Budiman, Kapolresta Tasikmalaya, AKBP Asep Saepudin, Dandim 0612 Letkol Kav Puji Santoso.