Mataram – Wakapolda NTB, Kombes Pol Imam Margono mengatakan, sampai saat ini polisi masih bekerja keras untuk mengungkap pelaku penembakan dua anggota Polres Bima. Penyelidikan sementara menyebutkan jika pria dengan inisial IM dan BL diduga kuat sebagai pelaku penembakan dan merupakan mantan Narapidana (napi) terorisme. Keduanya kini telah masuk dalam daftar buronan polisi (DPO).
Dikatakan, kedua pelaku merupakan orang yang menembak Bripka Gofur. Identitas keduanya terkuak berkat pengamatan korban. Korban bernama Bripka Gofurditembak dari arah depan, jadi dia tahu persis wajahnya. Tertuga pelaku lainnya yang menembak Bripka Jainal, masih belum dapat dipastikan identitasnya. Apakah mereka merupakan orang yang sama atau bekerja dalam dua kelompok.
“Pelaku berbeda bisa saja. Tapi kita belum bisa memastikan itu, soalnya korban kedua ini kan tertembak dari arah belakang. Hingga kini tim yang telah diturunkan ke Bima masih melakukan pengejaran terhadap IM dan BL. Mereka melakukan pencarian ke sejumlah titik yang diduga menjadi tempat persembunyian terduga pelaku,” kata Kombes Pol Imam Margono kepada wartawan di Mapolda NTB, Rabu (13/9/2017).
Mengenai BL, kata Imam Margono, yang bersangkutan merupakan mantan narapidana tindak pidana terorisme. BL sempat mendekam di Lapas Nusa Kambangan dan baru keluar sekitar dua minggu yang lalu. Namun, belum dapat memastikan apakah pihak-pihak yang diduga terlibat masuk dalam jaringan BL. Yang pasti polisi berhasil mengidentifikasi BL dan IM sebagai terduga pelaku penembakan.
Seperti diberitakan ‘lombokpost’, hingga Selasa (12/9/2017), polisi sudah menangkap lima terduga pelaku penembakan. Sayangnya, identitas yang bersangkutan belum bisa dibeberkan karena masih menjalani pemeriksaan. Kelima orang yang diamankan itu, berasal dari lingkungan sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP), di Kelurahan Penatoi, Kota Bima.
Polisi menganggap mereka mengetahui adanya aksi teror terhadap Bripka Gofur dan Bripka Jainal. Sejumlah warga di Kelurahan Penatoi juga diketahui bersimpati dengan kelompok garis keras. ““Masih saksi saja. Tapi seorang perempuan dengan inisial LT sudah kita pulangkan. Sedangkan yang empat sisanya masih diperiksa,” jelas Wakapolda NTB itu.
Selain memeriksa pelaku, polda juga akan mengidentifikasi jenis peluru yang ditembakkan terduga pelaku. Untuk sementara, polisi hanya bisa memastikan jika peluru tersebut merupakan buatan pabrik. Identifikasi tersebut terlihat dari peluru di pinggang Bripka Jainal. Peluru ini biasanya digunakan pada senjata api dengan kaliber 5,56 milimeter. Sementara peluru di Bripka Gofur tidak dapat diidentifikasi karena kondisinya yang sudah hancur.