Jakarta – Pandangan berbeda disampaikan pengamat terorisme Al Chaidar mengenai ledakan yang terjadi di Polsek Bontoala yang terjadi pada Senin dini hari (1/1/2018). Jika polisi menyatakan ledakan itu tidak terkait dengan kelompok terorisme, Al Chaidar menyatakan bahwa para pelaku berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.
Pandangan berbeda itu disampaikan kepada wartawan Selasa (2/2/2018). “Itu aksi terorisme, polanya hit and run (pukul dan lari). Mereka beralifiasi atau berhubungan dengan ISIS dan jaringan teroris yang ada di Indonesia, seperti Jamaah Ansharu Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharu Tauhid (JAT),” kata dosen Antropologi Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh itu.
Menurutnya, pelaku peledakan di Polsek Bontoala itu berasal dari Jamaah Ansharu Khilah (JAK) Khatibah Maasriq. Aksi kali ini merupakan bagian dari rencana bom Tahun Baru kelompok ISIS. Dia juga menduga motif kelompok teror untuk melancarkan aksinya dilandasi hal teologis, yakni jihad membunuh thoghut atau thaghut.
Seperti diberitakan, Polsek Bontoala dilempari benda diduga kuat bom molotov oleh orang tak dikenal sekira pukul 04.00 WIT Senin dini hari. Akibat ledakan itu, Kapolsek Bontoala, Kompol Rafiuddin dan satu anggota Opsnal, Brigadir Yunirsam mengalami luka ringan pada bagian tangan.
Kedua petugas tersebut mengalami luka ringan usai terkena pecahan kaca akibat ledakan bom pipa. Ledakan terjadi sebanyak tiga kali dan pelaku melarikan diri melalui area di belakang Polsek. Anggota Polsek pun berhamburan mencari pelaku namun berhasil melarikan diri.