Sidoarjo – Maraknya berita hoaks menjadi keprihatinan tersendiri bagi generasi pelajar muslim tingkat ASEAN. Sebab, berita yang belum tentu kebenarannya telah meresahkan dan menyesatkan masyarakat.
“Berita hoaks yang terkadang diselipkan ajaran radikalisme, itulah yang membuat keresahan,” ujar Rifky Fahmi, ketua pelaksana dari Unida Gontor Ponorogo dalam acara pertemuan ASEAN Youth Assembly 2019 di Green SA UIN Sunan Ampel, Jalan Raya Juanda, Sidoarjo, Sabtu (27/4)
Hadir sebagai narasumber, Danrem 084 Bhaskara Jaya Surabaya Kolonel Inf. Sudaryanto dan Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho yang mewakili dari Kapolda Jatim.
Kolonel Inf Sudaryanto menyampaikan, salah satu upaya penyebaran paham radikalisme adalah melalui berita hoaks yang disebarluaskan di sosial media. Menurutnya, paham radikalisme itu mengarah pada perubahan total, yang sifatnya revolusioner. Selain itu, paham itu seringkali memutarbalikkan nilai-nilai yang ada.
“Untuk itu, kita harus atasi bersama. Baik oleh TNI, Polri maupun masyarakat luas,” ujarnya sebagaimana dikutip jurnaljatim, Minggu (28/4).
Sementara itu, Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mengatakan, perkembangan teknologi memang tidak bisa terelakkan. Terlebih, di era industri 4.0, informasi yang berkembang begitu cepat dan canggih.
Mirisnya lagi, lanjut Zain, masyarakat begitu mudahnya percaya dengan informasi yang belum tentu kebenarannya.
“Jangan asal percaya. Harus kita cari sumbernya, dan kita saring sebelum disebarkan,” tandasnya.
Untuk itulah, Polri mengajak para mahasiswa muslim ASEAN, untuk memberi edukasi pemahaman tentang konten hoaks kepada masyarakat luas. Ia meminta masyarakat itu memilih yang benar dan tidak mudah terprovokasi.
“Polri pun berupaya maksimal, dalam penegakan hukum tentang hoaks. Sesuai dengan UU ITE Nomor 19 Tahun 2016,” pungkasny