Sangatta — Di tengah derasnya arus digitalisasi dan maraknya ancaman narkoba di kalangan remaja, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Timur menghadirkan pendekatan baru dalam membangun kesadaran kewaspadaan nasional. Bukan melalui ceramah atau sosialisasi konvensional, melainkan lewat karya kreatif anak muda: videografi.
Melalui Lomba Videografi Kewaspadaan 2025, Kesbangpol Kutim mengajak pelajar SMP dan SMA se-Kutim mengekspresikan gagasan, keresahan, sekaligus solusi terhadap isu-isu seperti narkoba, radikalisme, dan kejahatan siber. Sebanyak 56 kelompok pelajar ambil bagian dalam ajang yang menggabungkan kreativitas, edukasi, dan nilai kebangsaan tersebut.
Kepala Kesbangpol Kutim, Tejo Yuwono, menilai lomba ini sebagai terobosan dalam menanamkan kesadaran sejak dini.
“Kami tidak ingin anak muda hanya jadi penonton. Mereka harus jadi pelaku utama dalam membangun kewaspadaan. Dengan membuat video, mereka berpikir, meneliti, dan memahami ancaman nyata di sekitar mereka,” ujarnya, Senin (6/10/2025).
Menurut Tejo, edukasi melalui karya lebih efektif di era digital karena menumbuhkan kesadaran dari dalam diri generasi muda.
“Kewaspadaan tidak bisa dipaksakan dengan perintah. Ia harus tumbuh dari kesadaran. Dan lewat karya seperti ini, kami melihat itu mulai tumbuh,” tambahnya.
Dewan juri menilai banyak karya peserta menampilkan narasi tajam tentang kehidupan remaja Kutim hari ini—mulai dari tekanan sosial, pengaruh lingkungan, hingga jebakan dunia digital.
Dalam malam penganugerahan, Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, menyerahkan langsung penghargaan kepada para pemenang. Ia mengapresiasi semangat dan kreativitas pelajar dalam menyuarakan isu-isu sosial melalui media digital.
“Lomba ini bukan sekadar kompetisi, tapi media edukasi dan ekspresi bagi generasi muda untuk menumbuhkan kesadaran kewaspadaan nasional,” katanya.
Mahyunadi menilai, di tengah derasnya kemajuan teknologi, kegiatan seperti ini penting untuk menyeimbangkan manfaat digitalisasi dengan potensi ancamannya.
“Teknologi membawa banyak kebaikan, tapi juga celah ancaman seperti narkoba, pergaulan bebas, radikalisme, hoaks, dan kejahatan siber. Melalui karya mereka, kita melihat semangat kewaspadaan dan kepedulian sosial tumbuh di kalangan pelajar,” ujarnya.
Setelah menonton langsung karya finalis, Mahyunadi mengaku terkesan dengan kualitas ide dan visual yang ditampilkan.
“Karya mereka kreatif, edukatif, dan sarat pesan moral. Saya tidak menyangka anak-anak Kutim bisa berkreasi dengan visualisasi sekuat ini,” ungkapnya dengan bangga.
Ia pun menegaskan pentingnya keberlanjutan program tersebut. “Saya sudah minta agar kegiatan seperti ini dijadikan agenda tahunan, supaya semangat berkarya dan peduli sosial terus hidup di kalangan pelajar,” tandas Mahyunadi.
Pemenang Lomba Videografi Kewaspadaan 2025:
🏆 Juara 1: Penjara Sendiri – SMA Negeri 1 Sangatta Utara
🥈 Juara 2: Teman dalam Gelap – SMA Negeri 1 Bengalon
🥉 Juara 3: Tabur Tuai – SMA Negeri 2 Sangatta Utara
💡 Juara Favorit: Jebakan Digital – SMA Negeri 2 Sangatta Utara
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!