Kupang – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Timur, Sisilia Sona, menyebut wilayahnya masih relatif kondusif dari bahaya radikalisme dan terorisme. Seluruh elemen masyarakat diajak terus bersikap waspada, karena ancaman dan aksi terorisme disebutnya bisa datang kapan saja.
“Ibarat air tenang, kita tidak tahu apakah arus di dalamnya juga tenang juga. NTT sekarang masih kondusif, tapi bukan berarti kita bisa diam dan tidak waspada,” ungkap Sisilia dalam kegiatan Workhsop BNPT Video Festival di Kota Kupang, Rabu (26/7/2017).
Salah satu elemen masyarakat yang didorong terus meningkatkan kewaspadaan adalah pelajar, di mana bentuk kewaspadaannya bisa diwujudkan dalam keikutsertaan dalam kegiatan pencegahan. Dalam paparannya, Sisilia menukil pesan heroik yang disampaikan presiden RI pertama, Soekarno, yaitu “Perjuangku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.
“Semoga tidak ada yang luntur kebangsaan dan nasionalismenya, karena ada sebagian dari kelompok di luar kita yang tidak menginginkan Pancasila dan NKRI,” pesan Sisilia.
Terkait workshop video pendek yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan FKPT, Sisilia menyebutnya sebagai langkah yang sangat tepat. Kemajuan teknologi, disebutnya telah dimanfaatkan menjadi cyber terorism, dan untuk melawannya juga dibutuhkan pendekatan dengan menggunakan teknologi.
“Di sini anak-anak akan diajarkan bagaimana membuat video yang baik sebagai kontrapropaganda terhadap paham radikal terorisme,” ujar Sisilia seraya berharap pelajar mengikuti kegiatan hingga tuntas.
Kegiatan Workshop BNPT Video Festival di Kupang menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan sineas, antara lain Ratrikala Bhre Aditya dari Miles Film, dan aktris yang ambil bagian di film “Naga Bonar”, Wulan Guritno.
Workshop BNPT Video Festival merupakan salah satu metode yang dijalankan di kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Satu metode lainnya adalah Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian, sebuah upaya mengajak kelompok perempuan berdiskusi untuk menggugah keterlibatan dalam pencegahan terorisme.
Kegiatan ini sudah dan akan diselenggarakan di 32 provinsi se-Indonesia di sepanjang tahun 2017. [shk/shk]