Palangka Raya-Pelajar dan pemuda menjadi kalangan yang paling rentan terpapar radikalisme. Pasalnya, pelajar dan pemuda generasi yang paling dekat dengan dunia daring atau internet. Kondisi tersebut, memudahkan para penyebar paham radikalisme, untuk mepengaruhi pelajar dan pemuda untuk ikut ideologi yang salah.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Tengah DR Khairil Anwar, Rabu (23/9/2020). Pernyataan itu lontarkan dalam pembukaan pelibatan pelajar dan pemuda dalam pencegahan terorisme dengan tajuk ‘Kita Indonesia’, di Hotel Bahalap Palangka Raya.
“Tahun 2019, kita punya pengalaman bagaimana pemuda terpapar terorisme. Seorang pemuda di Palangka Raya terpengaruh paham radikalisme dari Aceh. Itu terjadi melalui internet atau media daring,” tegas Khairil.
Untuk membantu upaya pencegahan tersebut, kata Khairil, FKPT bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar kegiatan lomba video pendek dan diskusi film. Kegiatan bertajuk ‘Kita Indonesia’ mengambil tema pelibatan pelajar SMA/sederajat dalam pencegahan terorisme melalui FKPT.
Tujuan dari kegiatan, jelas Khairil, mendorong pelajar, tokoh pendidik dan pemuda untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan terorisme di lingkungannya. Menanamkan kecintaan para pelajar dan pemuda terhadap Bangsa dan Negara sehingga tidak mudah terpengaruh paham-paham radikal yang muncul di sekitarnya.
“Memberikan pelatihan kepada pelajar untuk menyalurkan bakat dan kreatifitasnya sekaligus sarana perpaduan gagasan dalam pencegahan paham radikalisme,” tutur Khairil.
Kemudian, lanjutnya, meningkatkan sinergitas antara lembaga dalam merumuskan langkah kebijakan yang tepat dalam pencegahan terorisme. Memberikan gambaran rencana garis besar kepada pelajar dan pemuda sebagai agen perdamaian dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat.
Kegiatan diikuti, pelajar SMA/sederajat sebanyak 80 orang disertai dengan guru, atau staf pengajar pendamping. Narasumber yang dihadirkan, Letkol Laut Setyo Pranowo dari BNPT, Terry Cola praktisi film, Rosna Dewita Ketua Bidang Pemuda dan Pendidikan FKPT Kalimantan Tengah serta Akademisi, dan Tri Sutrisno stand up comedi Palangka Raya.
Sementara, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Agus Pramono menjelaskan, pencegahan terorisme tidak bisa hanya mengandalkan aparat. Dibutuhkan peran serta masyarakat, termasuk pemuda dan pelajar. Karena itu penting memberikan informasi yang benar tentang paham radikalisme.
“Kegiatan yang dilaksanakan FKPT, tentu sangat baik. Kami memberikan apresiasi. Saya berharap melalui kegiatan yang berlangsung, bisa memberikan pemahaman yang benar terhadap paham radikalisme,” ungkap Agus.
Menurut Agus, Pemerintah Provinsi Kalteng berharap kegiatan serupa bisa digelar secara rutin dengan sasaran yang lebih luas. Hal itu untuk memberikan informasi kepada masyarakat, paham radikalisme bisa mengancam keutuhan negara. Radikalisme yang terlalu keras, bisa mengarah pada tindakan terorisme.