Nigeria – Dua orang warga negara China yang bekerja di sebuah perusahaan pertambangan emas diculik teroris bersenjata di Nigeria. Penculikan itu terjadi di komplek pertambangan di daerah rawan terorisme dekat perbatasan Niger, Mali, dan Burkina Faso.
Tillaberi Tidjani Ibrahim Katiella, gubernur wilayah tersebut dilansir AFP, Selasa (8/6/2021) mengatakan, kawasan itu memang rawan aksi-aksi terorisme akibat keberadaan kelompok teroris, terutama yang berafiliasi dengan ISIS dan Al-Qaeda.
“Dua warga negara China diculik oleh orang-orang bersenjata di Mbanga,” kata Tillaberi Tidjani Ibrahim Katiella.
Zona tiga perbatasan antara negara-negara Sahel dilanda serangan dari kelompok-kelompok mililtan Islam yang terkait dengan Al-Qaeda atau ISIS.
Gubernur mengatakan identitas dan jumlah orang di balik penculikan hari Minggu tidak diketahui.
Dia menambahkan bahwa dua karyawan China yang diculik itu memiliki izin untuk mencari emas dan telah menerima peringatan dari kelompok bersenjata untuk meninggalkan daerah itu. Tetapi keduanya menolak untuk pulang.
China memperkuat hubungan ekonominya dengan Niger pada tahun 2006 melalui eksplorasi uranium, emas dan minyak. Terakhir kali seorang warga negara China diculik adalah pada 6 Juli 2007.
Beberapa warga negara asing lainnya telah diculik di Mali dalam satu dekade terakhir, termasuk empat warga negara Prancis pada 2010 yang dibebaskan tiga tahun kemudian, dan seorang pekerja LSM Jerman pada 2018 di Tillaberi yang tidak pernah ditemukan.
Niger yang terkurung daratan menghadapi serangan oleh kelompok jihad Nigeria Boko Haram dari tenggara, dan kelompok ISIS dan Al-Qaeda dari perbatasan barat dengan Mali.
Pada 21 Maret, beberapa dusun di wilayah Tahoua yang berbatasan dengan Tillaberi dilanda serangan terkoordinasi yang menewaskan 141 orang — serangan jihadis yang diduga paling mematikan di Niger dalam beberapa tahun terakhir.