Pekan Moderasi Beragama Sasar Ratusan Siswa/i SMA di Cirebon

Cirebon – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cirebon menerjunkan
tim penyuluh lintas agama untuk menggiatkan sosialisasi dan penguatan
moderasi beragama terhadap 500 pelajar di enam sekolah menengah atas
(SMA) di Kota Cirebon, Jawa Barat, pada 6-13 November 2023.

Rizky Riyadhu, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kota
Cirebon, di Cirebon, Selasa (7/11), mengatakan kegiatan itu dilakukan
untuk menanamkan nilai-nilai pemahaman keagamaan, keberagaman, dan
kebangsaan kepada para pelajar.

Sehingga, kata dia, ketika pelajar tersebut masuk ke perguruan tinggi
dan menemukan suasana yang baru maka mereka dapat beradaptasi dengan
tetap menjunjung tinggi toleransi beragama untuk mempertahankan
persatuan bangsa.

“Jadi sejauh mana pelajar itu memandang persatuan dan kesatuan bangsa
itu hal penting, bahwa keragaman itu sebuah keniscayaan dan kerukunan
itu harus dirawat. Sejauh ini baru enam sekolah yang menjadi sasaran
sosialisasi moderasi beragama,” katanya.

Dalam program sosialisasi ini, Rizky menyebutkan sebanyak tujuh orang
penyuluh lintas agama memberikan materi seputar moderasi beragama
kepada para pelajar dengan format penyampaian modern.

Dengan begitu, tutur dia, peserta dapat mengekspresikan pemahaman
tentang moderasi beragama.

Menurut dia, konsep acara ini pun dikemas semenarik mungkin agar
nilai-nilai penguatan moderasi beragama dapat dipahami secara utuh
oleh pelajar.

“Kita kemas dengan gaya-gaya sekarang, selain materi kita buat
berkelompok, lalu kita putarkan video-video moderasi beragama, setelah
itu setiap kelompok pelajar untuk mengekspresikan pemahaman tentang
moderasi beragama itu seperti apa,” kata Rizky menjelaskan.

Ia merasa bahwa kegiatan semacam ini nantinya dapat melahirkan
agen-agen moderasi agama dari generasi milenial dan generasi Z, karena
mereka memiliki gaya atau ciri tersendiri.

Apalagi bila mengacu pada kurun waktu tiga tahun ke belakang, tingkat
toleransi di Kota Cirebon sudah cukup bagus.

“Untuk skup kota dan kabupaten, kita ini berani menginisiasi gerakan
moderasi beragama ini, karena kita tidak hanya ingin berkutat di
tatanan teori, tapi kita ingin implementasi langsung ke setiap elemen
yang ada,” ucap dia.