Mogadishu – Para pejabat Somalia memperingatkan pemerintah federal dan regional Somalia agar tidak meremehkan kekuatan kelompok militan al-Shabab dan ISIS di saat pihak berwenang tengah merencanakan operasi militer baru yang menarget kelompok-kelompok itu.
Terlepas dari keberhasilan baru-baru ini dalam mengusir al-Shabab dari daerah pedesaan yang luas di Somalia tengah, kelompok militan itu telah melakukan aksi pembalasan, memicu ledakan mematikan dan menyerbu pangkalan dan instalasi militer yang menewaskan puluhan orang.
Dikutip dari voaindonesia, dalam serangan terakhir pada Selasa (14/3), sebuah bom mobil bunuh diri yang dilakukan kelompok al-Shabab menarget sebuah gedung yang menampung para pejabat regional yang telah merencanakan mobilisasi untuk melawan al-Shabab di Kota Bardhere, wilayah Gedo. Serangan itu menewaskan empat tentara dan melukai sembilan lainnya.
Pada tanggal 7 Maret lalu, al-Shabab menyerbu sebuah pangkalan militer di desa Janaa Cabdalle, menewaskan sedikitnya lima tentara.
Para pejabat Somalia memperingatkan bahwa kekuatan milisi al-Shabab masih “utuh,” dan mereka berpendapat operasi baru-baru ini tidak secara substansial melemahkan kekuatan kelompok tersebut.
“Saya percaya pada satu sisi, mereka telah terluka, namun kekuatan mereka tetap utuh,” ujar manatan Perdana Menteri Omar Abdirashid Ali Sharmarke.
“Mereka memang telah membuat strategi taktis untuk mundur akhir-akhir ini, namun kekuatan mereka tidak bisa diremehkan.” Tambahnya.
Mohamed Abdi Tall, gubernur wilayah Bakool, yang berencana untuk bergabung dalam serangan tahap kedua, mengatakan kelompok itu secara khusus bercokol di Jubaland selatan dan wilayah barat daya.
Tall mengatakan wilayah itu luas dan akan membutuhkan dukungan dari pemerintah federal dan sukarelawan untuk berpartisipasi dalam operasi melawan al-Shabab.