Beni – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa setidaknya 55 orang tewas dalam dua serangan teroris di desa-desa di timur Republik Demokratik Kongo (RD Kongo). Insiden tersebut kemungkinan merupakan kekerasan malam terburuk di daerah itu setidaknya dalam empat tahun.
Tentara dan kelompok hak sipil setempat menuduh Pasukan Demokratik Bersatu (Allied Democratic Forces/ADF), sebuah kelompok bersenjata di daerah itu, telah menyerang Desa Tchabi dan sebuah kamp pengungsi di dekat Boga, desa lain. Keduanya dekat dengan perbatasan Uganda.
Keduanya dekat dengan perbatasan Uganda. “Rumah-rumah dibakar dan warga sipil diculik,” kata kantor urusan kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Selasa (1/6).
Albert Basegu, kepala kelompok hak-hak sipil di Boga, mengatakan melalui telepon bahwa dia telah diperingatkan tentang serangan itu oleh suara tangisan di rumah tetangga.”Ketika saya sampai di sana, saya menemukan bahwa para penyerang telah membunuh seorang pendeta Anglikan dan putrinya juga terluka parah,” kata Basegu.
Pelacak Keamanan Kivu (KST), yang telah memetakan kerusuhan di Kongo timur yang bergolak sejak Juni 2017, mengatakan di Twitter bahwa istri seorang kepala daerah termasuk di antara yang tewas.”Ini adalah hari paling mematikan yang pernah dicatat oleh Pelacak Keamanan Kivu,” kata Pierre Boisselet, koordinator kelompok penelitian tersebut.
ADF diyakini telah membunuh lebih dari 850 orang pada 2020. Demikian dilaporkan PBB, dalam serentetan serangan balasan terhadap warga sipil setelah tentara memulai operasi melawan kelompok itu tahun sebelumnya.